Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Proyeksi Utama Bulu Tangkis adalah Asian Games 2018

By Yakub Pryatama - Jumat, 8 Juni 2018 | 14:01 WIB
Kondisi Istora Senayan Jakarta pada penyelenggaraan Indonesia Masters 2018 pada 23-28 Januari. (GARRY ANDREW LOTULUNG/KOMPAS.COM )

Tugas yang diberikan pemerintah kepada Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pada Asian Games (AG) 2018 Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September, ialah satu medali emas.

Keinginan tersebut tentu harus berimbang dengan aspek dukungan dari sdm dan kebutuhan teknis yang dibutuhkan PBSI di luar lapangan.

Untuk itu, pihak Panitia Pelaksana AG (Inasgoc) menggelar one on one meeting dengan PBSI pada Selasa (5/6/2018).

Hasilnya, PBSI mengeluhkan hasil rapat terakit keputusan jumlah panitia yang akan terlibat saat pertandingan bulu tangkis di AG.

Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan bahwa Inasgoc hanya mengizinkan panitia pertandingan bulu tangkis sebanyak 63 panitia di luar panitia teknis serta ofisial internasional dan lokal sebanyak 77 orang.

"Kami sebetulnya mengajukan panitia pertandingan sebanyak 114 orang di luar panitia teknis yang berjumlah 77 orang. Namun, kami akan berupaya kembali bernegoisasi," tutur Budi saat ditemui di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Menurut Budi, efesiensi anggaran yang dilakukan Inasgoc adalah salah satu alasan permintaannya menambah panitia pertandingan belum terkabul.

"Hanya ketua pertandingan, kepala sub-bidang pertandingan, ketua panitia pelaksana, dan dokter lapangan yang mendapatkan honor dari  pihak Inasgoc," tutur Budi.

Soal konsep arena saat pertandingan bulu tangkis di AG, Budi tak menemukan perbedaan dengan Inasgoc.

Budi mengatakan bahwapihak PBSI akan lebih fokus pada pertandingan, seperti penataan cahaya lampu, ruang medis, atau media. Di luar hal tersebut, Budi menyerahkan kepada Inasgoc.

"Setelah rapat one on one meeting, struktur pengaturan bulu tangkis memang harus seperti itu. Bakal mirip-mirip dengan penyelenggaraan Indonesia Open atau Indonesia Masters," ujar Budi.  

(Baca juga: Jadi Kepala Staf Kepelatihan yang Baru, Pria Ini Ingin Kurangi Jumlah Pemain di Pelatnas)

Sementara itu, di sisa waktu sekitar tiga bulan jelang AG, Budi sengaja memproyeksikan AG sebagai tujuan utama PBSI.

Budi ingin para pebulu tangkis yang nantinya akan dipercaya turun di AG bisa berada dalam peak performance.

Para pebulu tangkis juga harus bisa membuktikan diri disisa turnamen sebelum AG.

Pasalnya, Anthony Sinisuka Ginting dkk akan bertarung terlebih dahulu di Super Series Premier Malaysia Terbuka (26 Juni-1 Juli), Super Series Premier to Premier Indonesia Terbuka (3-8 Juli), dan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 (30 Juli-5 Agustus).

Namun, pasangan ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dipastikan tak akan berangkat ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 yang diadakan di Nanjing, China.

"Owi/Butet, tidak akan berangkat ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 karena mereka sangat ingin juara di AG. Hal itu harus diapresiasi oleh kami," tutur Budi.