Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan petenis tunggal putra nomor satu dunia, Andy Murray, mengalami kemerosotan drastis pada catatan peringkat dunianya.
Untuk kali pertama, petenis asal Skotlandia itu berada di luar peringkat 100 besar ATP sejak September 2005.
Sebelumnya, Andy Murray merupakan salah satu petenis tunggal putra yang tergolong konsisten berada dalam peringkat elite ATP Tour selama belasan tahun.
Baca juga: Rafael Nadal Catat La Undecima, Carolina Marin Panggil NASA
Pada Agustus 2006, ia masuk ke dalam peringkat 20 besar dan berada di lingkup tersebut selama lebih dari 11 tahun.
Namun, pada Februari lalu, Andy Murray akhirnya terdepak dari jajaran elite dunia.
Berdasarkan peringkat dunia yang baru dirilis ATP, Murray kini menghuni peringkat ke-157 dunia.
Padahal, pada Wimbledon 2017, Murray masih menempati posisi nomor satu dunia.
Andy Murray targets Wimbledon comeback following 'slow' recovery https://t.co/iV6RuFhQtM pic.twitter.com/nrq97fCqti
— Guardian sport (@guardian_sport) June 5, 2018
Merosotnya peringkat dunia Andy Murray tidak lepas dari cedera pinggul kanan yang menghantui dia setelah Wimbledon 2017.
Cedera itu praktis memaksa Murray absen dalam berbagai turnamen.
Murray juga harus menjalani operasi pada 8 Januari lalu dan sekarang masih dalam tahap pemulihan.
Kondisi cedera yang dialami Murray juga membuat dia diragukan untuk tampil pada turnamen Queen's Club Championship (London, 18 Juni) dan Wimbledon 2018 (2-15 Juli).
Baca juga: Pujian Rafael Nadal untuk Juara Tunggal Putri Roland Garros 2018
Andy Murray diyakini baru akan kembali ke lapangan tenis jika kondisi fisiknya sudah fit 100 persen.
Sepanjang kariernya sebagai petenis, Murray tercatat telah meraih 3 gelar juara grand slam, yakni Wimbledon 2013 dan 2016, serta US Open pada 2012.
Murray juga pernah memenangi ATP Finals pada 2016, dan meraih dua medali emas Olimpiade (London 2012 dan Rio 2016).