Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putra India, Kidambi Srikanth, harus berjuang keras sebelum mewujudkan impian sebagai pemain elite dunia.
Kidambi mulai mengenal bulu tangkis pada 2001. Saat itu, dia suka bermain di stadion kota dekat rumah saudaranya yang sudah lebih dulu mengenal olahraga tepok bulu ini.
"Saat itu, bulu tangkis lebih cenderung sebagai hobi bagi saya," kata Kidambi seperti dilansir BolaSport.com dari Sportskeeda.
Selain merasa tertarik, keinginan pemain kelahiran Guntur, India, 7 Februari 1993 ini juga mendapat dukungan orangtua meskipun sang Ayah adalah seorang pemain kriket.
"Ayah saya sangat mendukung minat saya dan saudara laki-laki saya. Jika bukan karena dukungan orangtua, kami berdua tidak akan bermain bulu tangkis," aku Kidambi.
Kidambi mulai serius belajar bulu tangkis dan bergabung dengan Akademi Bulu Tangkis milik Pullela Gopichand pada 2009. Gopichand merupakan mantan tunggal putra nasional India.
"Awalnya, saya bergabung sebagai pemain ganda, tetapi akhirnya menjadi pemain tunggal," ucap pemain yang saat ini menduduki peringkat keempat dunia itu.
"Saya bukan pemain spesialis ganda. Pada hari-hari pertama, saya bermain di tiga sektor sekaligus yakni tunggal, ganda putra, dan ganda campuran," ujar Kidambi.
Setelah melalui masa-masa sebagai pemain junior, Gopichand memfokuskan Kidambi di sektor tunggal.
(Baca juga: Kidambi Srikanth Bidik Gelar pada Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2018)
Seiring berjalannya waktu, Kidambi menjelma sebagai pemain berbakat dengan serangan yang bagus.
Kidambi meraih gelar pertamanya di turnamen superseries pada China Open 2014 dengan mengalahkan Lin Dan (China). Titel kedua dia dapat pada India Open 2015 (mengalahkan Viktor Axelsen dari Denmark).
Kidambi pernah mengalami gangguan kesehatan pada Juli 2014. Saat itu, dia ditemukan dalam kondisi pingsan di kamar mandi setelah mengeluhkan sakit kepala.
Setelah itu, pria berusia 25 tahun ini menjuarai turnamen grand prix Swiss Open 2015.
"Gaya agresif saya merupakan kualitas yang unik. Sangat sedikit pebulu tangkis dunia yang bermain dengan gaya agresif," ucap Kidambi.
"Saya memberikan penghargaan kepada Pak Gopi yang telah membentuk gaya permainan saya dan menjadikan saya seperti sekarang ini," aku Kidambi.
Kidambi dihadapkan pada masa-masa sulit pada 2016. Dia harus absen dari beberapa turnamen karena cedera pergelangan kaki yang didapat saat Olimpiade Rio 2016.
(Baca juga: Gagal pada Piala Uber 2018, China Dikabarkan Pecat Zhang Ning sebagai Pelatih)
Akibatnya, dia harus beristirahat selama 3,5 bulan dan itu merupakan waktu terlama baginya tidak bermain bulu tangkis.
Prestasinya mulai menanjak pada 2017 dengan menjuarai empat gelar superseries/superseries premier yakni Indonesian Open, Australian Open, Denmark Open, French Open.
Pada Commonwealth Games 2018, Kidambi mengantar tim beregu campuran India meraih keping medali emas. Dia juga mendapat medali perak pada nomor perorangan.
Kidambi selanjutnya membidik target pada Kejuaraan Dunia 2018 di Nanjing, China ( 30 Juli-5 Agustus) dan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang pada 18 Agustus-2 September.