Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bahrain, Negara Peserta Asian Games yang Gemar Melakukan Naturalisasi untuk Cabor Atletik

By Aprelia Wulansari - Selasa, 19 Juni 2018 | 12:44 WIB
Pelari putri Bahrain, Ruth Jebet, saat melakoni lomba lari nomor 5000 meter pada Islamic Solidarity Games 2017 di Olympic Stadium, Baku, Azerbaijan, 18 Mei 2017. (GLYN KIRK/AFP PHOTO)

Bahrain adalah salah satu negara terkecil di Asia setelah Maladewa dan Singapura, tetapi, meski kecil, negara ini ternyata sangat akrab dengan olahraga.

Dari sisi olahraga elite, Bahrain merupakan negara yang menggelar balapan Formula 1 sejak 2004.

Ya, Sirkuit Internasional Bahrain menjadi tuan rumah balapan jet darat itu.

Tak sampai di situ, Bahrain memiliki tim balap sepeda yang masuk dalam kategori tim dunia UCI (Federasi Balap Sepeda Internasional) yang diberi nama Bahrain Merida.

Merida merupakan salah satu tim yang berlaga di balapan grand major UCI, yakni Giro d’Italia, Tour de France, dan Vuelta a Espana.

(Baca juga: OCA Mengunjungi Kandidat Tuan Rumah Asian Beach Games 2020)

Sepak bola, basket, rugbi, dan balapan kuda juga termasuk olahraga yang sangat populer di negara yang berbentuk monarki konstitusional ini.

Negara yang memiliki ibu kota Manama ini juga mengembangkan cabang Olimpiade, salah satunya, atletik.

Sejak 11 kali mengikuti Asian Games, dari Teheran 1974 hingga Incheon 2014, atletik memang menjadi cabang yang paling subur dalam memberikan emas bagi Bahrain.

Peraih emas pertama Bahrain pada Asian Games adalah Ahmed Hamada yang turun di nomor lari gawang 400 meter putra pada Asian Games Seoul 1986.

Pada Asian Games Incheon 2014, Bahrain meraih sembilan emas, enam perak, dan empat perunggu.

Sembilan emas itu semuanya berasal dari atletik.

Namun, pencapaian Bahrain di atletik bisa disebut instan.

Salah satu negara kaya di dunia ini memilih melakukan transfers of allegiance (perpindahan negara yang dibela oleh seorang atlet yang disetujui oleh IAAF-Federasi Atletik Internasional).

(Baca juga: Juarai Le Mans 24 Hours, Masa Depan Fernando Alonso di F1 Terancam Selesai)

Namun, peraturan tersebut sudah dibekukan sejak 2017 karena sangat banyak atlet atletik Afrika direkrut oleh Bahrain, Qatar, dan Turki, sehingga hal ini tak lagi dianggap sehat oleh IAAF.

Sebelum peraturan itu dibekukan, Bahrain telah melakukan naturalisasi pelari jarak jauh dan sprinter dari Benua Afrika.

Atlet Kenya, Etiopia, Maroko, Nigeria, menjadi pilihan Bahrain.


Pelari putri Bahrain, Ruth Jebet (paling depan), saat melakoni lomba lari nomor 5000 meter pada Islamic Solidarity Games 2017 di Olympic Stadium, Baku, Azerbaijan, 18 Mei 2017.(GLYN KIRK/AFP PHOTO)

Kemi Adekoya, Ruth Jebet, dan Ali Hasan Mahboob adalah beberapa atlet atletik naturalisasi Bahrain yang menguasai atletik Asia.

Selain itu, Jebet juga meraih emas di Olimpiade Rio 2016 pada nomor lari halang rintang 3.000 meter putri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P