Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Panjat Tebing Indonesia Harus Jadi Singa di Antara Para Singa

By Yakub Pryatama - Sabtu, 30 Juni 2018 | 08:56 WIB
Tim nasional panjat tebing (Sport Climbing) Indonesia berfoto bersama saat mengikuti ajang IFSC World Cup (fpti.or.id)

Secangkir kopi hangat dan udara dingin di kawasan Yogyakarta, menjadi saksi pertemuan Bolasport dengan pelatih panjat tebing nomor speed, Hendra Basir, tepatnya pada Rabu, 20 Juni 2018.

Pembawaannya yang keras saat melatih anak didiknya, rupanya tak tampak ketika Hendra mengajak anak asuhnya untuk berkumpul dan makan malam bersama.

Hendra adalah pelatih yang sanggup membawa perubahan cukup siginifikan untuk panjat tebing Indonesia, khususnya di bidang kepelatihan dan prestasi.  

Ia sanggup mematahkan stigma lama para atlet panjat tebing yang dulu terkenal memiliki ego tinggi dan sulit diatur.

Maklum, para pemanjat nasional banyak yang berasal dari komunitas pecinta alam.

"Brainstorming dengan anak-anak terus saya lakukan. Saya tidak tiba-tiba langsung buat peraturan," tutur Hendra Basir kepada Bolasport.

"Saya memberi perjanjian dan target dengan atlet. Jika dilatih dengan saya, mereka harus bisa menggapai best time yang lebih baik dari sebelumnya," katanya melanjutkan.

Hendra sendiri mulai dipercaya melatih tim pelatnas panjat tebing Indonesia sejak panjat tebing diresmikan menjadi cabor yang dilombakan di Asian Games (AG) untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Saat pertama kali melatih Aspar Jaelolo dkk, Hendra Basir langsung merubah gaya kepelatihan panjat tebing.

Ia menggunakan metode model data dan statistik yang lengkap pada setiap pemanjatan yang dilakukan para atletnya dan hal ini tergolong baru di dunia panjat tebing Indonesia.

Kedisiplinan dalam melatih menjadi modal utama Hendra untuk membangun generasi emas Indonesia di nomor panjat tebing.

(Baca Juga : Jadwal MotoGP Belanda 2018 - Pembuktian Jorge Lorenzo di Tengah Kedigdayaan Valentino Rossi dan Marc Marquez)

"Yang pasti pemanjat harus bisa kontrol diri sendiri. Setiap hari saya kasih mereka catatan waktu mereka, supaya mereka tahu dan bisa meningkatkan kepercayaan dirinya sebelum bertanding," ujar Hendra.

Berkat tangan dingin eks pelatih tim panjat tebing DKI itu, Indonesia bisa menyalip dominasi prestasi Rusia di level elite dunia.

Pada salah satu seri Kejuaraan Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) 2018 yang digelar di Rusia dan China, panjat tebing Indonesia sukses membawa pulang ke tanah air tujuh medali, yakni satu emas, tiga perak, dan tiga perunggu.

"Saya biasanya mengevaluasi para atlet secara langsung dan mengingatkan kepada mereka bahwa jangan hanya di indonesia menjadi singa, di luar juga harus menjadi singa," ucap Hendra.

Tak hanya itu, ia selalu menerapkan kepada anak asuhnya untuk selalu tenang jelang pertandingan.

"Jika kondisi saya sedang berambisi sekali untuk menang, saya melihat coach Hendra dan setelah itu kami akan bertanding dengan keadaan tenang," tutur Aspar yang meraih runner-up di nomor speed putra, Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2018 Rusia itu.

(Baca Juga : Jadwal F1 Austria 2018 - Menangi Balapan Lagi Lewis Hamilton?)

Cara pendekatan yang elegan kepada para atlet, membuat Hendra layak disebut dalang dibalik mencuatnya prestasi panjat tebing Indonesia masa kini.

Prestasi panjat tebing Indonesia di level dunia, khususnya di nomor tunggal putri membutuhkan waktu 18 tahun untuk bisa juara. 

Pada medio 2000, nama atlet speed putri, Agung Etty Hendrawati, sukses menjadi juara di salah satu seri kejuaraan dunia.

Kini, pemanjat putri andalan Indonesia, Aries Susanti Rahayu, mampu keluar sebagai juara dunia baru di nomor putri.

"Saya selalu mengingatkan kepada mereka untuk jangan takut dengan fisik lawan," ucap Hendra.

Selain itu, perasaan tak pernah puas dan selalu lapar untuk mendapatkan prestasi ditularkan Hendra kepada para pemanjat.

Pemikiran itu hadir lantaran Hendra Basir merupakan mantan atlet panjat tebing dan lulusan FPOK di UNJ.

Pengalaman tersebut diakui Hendra turut memicu dirinya untuk bertekad menjadi pelatih sukses. 

"Oke, saya gagal menjadi atlet, tapi saya tak ingin gagal sebagai pelatih. Tekad saya muncul dari kegagalan," ujar Hendra.

(Baca Juga : Indonesia Sudah Undang Presiden Korea Utara untuk Hadiri Asian Games 2018)

Kini, sebagai salah satu cabang baru di Asian Games 2018, Pemerintah langsung memberi target yang cukup tinggi, yaitu dua emas dari enam nomor pertandingan.

Hendra mengaku persiapan skuat panjat tebing sudah mencapai 92 persen, khususnya di speed putri, dan 90 persen untuk speed putra.

"Semua punya peluang, meski pesaing juga memiliki perorangan yang oke, seperti Iran dan China. Namun, mereka juga punya margin error yang besar juga," ujar Hendra Basir.

Pangeran Septo Wibowo Siburian dkk. akan mencicipi latihan di venue bertanding AG di Palembang pada 3-18 Juli.

Setelah itu mereka akan bertanding di Surabaya dan kembali Training Camp (TC) di Yogyakarta.

Teruslah mengaum selayaknya singa sedang lapar, Hendra.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P