Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Blibli Indonesia Open 2018 Tidak Hanya Sekadar Hadiah yang Besar

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Sabtu, 7 Juli 2018 | 19:13 WIB
Suasana Istora Senayan, Jakarta, pada hari pertama gelaran Indonesia Open 2018, Selasa (3/7/2018). (IMADUDIN ROBANI ADAM/BOLASPORT.COM )

Turnamen Blibli Indonesia Open 2018 menjadi salah satu yang terbesar di antara turnamen BWF World Tour lainnya.

Indonesia Open masuk kategori turnamen level dua HSBC BWF World Tour Super 1000 atau Premier of Premier untuk periode 2018-2021.

Selain Indonesia Open, hanya ada turnamen All England serta China Open yang masuk dalam rangkaian turnamen HSBC BWF World Tour Super 1000.

Namun demikian, Indonesia memberikan tawaran lebih besar bagi para pebulu tangkis top dunia agar lebih termotivasi.

Blibli Indonesia Open 2018 menawarkan hadiah yang lebih besar ketimbang turnamen level dua lainnya.

Sebagai informasi, turnamen level dua wajib menyiapkan total hadiah sebesar satu juta US Dollar atau sekitar 14 miliar rupiah.

Namun, Blibli Indonesia Open 2018 menawarkan total hadiah yang lebih besar yaitu sejumlah 1,25 juta US Dollar atau hampir 18 miliar rupiah.

Sedangkan All England dan China Open sama-sama menawarkan hadiah sebesar satu juta US Dollar.

Indonesia Open sebelumnya memang dikenal sebagai salah satu turnamen yang menawarkan hadiah paling banyak.

Bahkan pada 2017, total hadiah Indonesia Open menyamai total hadiah dari turnamen World Superseries Finals yang senilai satu juta US Dollar.

(Baca Juga: Hadiah Indonesia Open Selama 10 Tahun Terakhir Meningkat Pesat!)

Meski demikian, BWF memasukkan Indonesia ke turnamen level dua bukan semata-mata karena jumlah hadiah yang lebih besar.

“Kita dinilai kreatif dalam mengemas BCA Indonesia Open, hospitality-nya juga bagus, antusiasme penontonnya luar biasa," ujar Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI, Bambang Roedyanto, pada Maret 2017.

"Ditambah lagi pertimbangan ada renovasi Istora, semakin menambah nilai kejuaraan ini untuk kedepannya," kata dia menambahkan.


Suporter bulu tangkis Indonesia, Haryanto, berpose di sela penyelenggaraan Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (4/7/2018). ( YAKUB PRYATAMA/BOLASPORT.COM )

Penonton Indonesia memang menawarkan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan negara lainnya.

Jika publik negara lain cenderung anteng saat menyaksikan pemain kesayangannya bertanding maka lain halnya dengan apa yang tersaji di Istora Senayan, Jakarta.

Gemuruh serta teriakan dukungan dari pada suporter tidak pernah berhenti mengalir saat pertandingan berlangsung. 

Terlebih ketika ada pebulu tangkis tanah air yang bertanding. Bisa dipastikan bahwa pemain lawan akan mendapat tekanan besar tatkala melihat pemain tanah air mendapat dukungan dari lautan manusia di belakangnya.

Tidak jarang juga atmosfer yang ada menjadi gangguan tersendiri bagi pemain luar negeri. Salah satunya pemain yang terganggu adalah ganda putri asal China, Chen Qingchen/Chen Yufei.

"Memang suporter Indonesia semakin hari semakin ramai. Hal itu terkadang membuat kami cukup terganggu," tutur Jia seusai memastikan kemenangan di babak kedua.

"Di setiap waktu, para pemain Indonesia pasti bertanding dan tentunya bakal membuat suporter ramai," lanjut dia.

(Baca Juga: Penonton Indonesia Open 2018 Dapat Fasilitas Lukis Wajah Gratis)

Sementara itu, meski berstatus turnamen besar dan antusiasme penonton yang luar biasa, Indonesia Open masih belum bersahabat dengan pebulu tangkis tanah air.

Sejak naik kelas menjadi turnamen level Superseries pada 2011, hanya ada tiga gelar yang dipersembahkan oleh pemain Indonesia.

Terakhir adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang mendapatnya pada tahun lalu.

Pasangan yang dijuluki Owi/Butet itu masih punya peluang untuk mempertahankan gelar mereka lantaran lolos ke babak final.

Usai mengalahkan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Owi/Butet akan melakoni ulangan final Olimpiade Rio 2016.

Tontowi/Liliyana akan menghadapi pasangan asal Negeri Jiran Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Kans yang dimiliki Indonesia juga datang dari sektor ganda putra.

Pasangan andalan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo akan menjadi amunisi unggul lainnya agar Indonesia dapat merebut gelar juara.

Marcus/Kevin akan menghadapi pasangan Jepang Takuto Inoue/Yuki Kaneko.

Rekor pertemuan sempurna yang dipegang The Minons atas lawannya tentu akan menjadi modal berharga bagi mereka untuk dapat memenangi gelar Indonesia Open pertama mereka.

Jika demikian, dapatkah Indonesia berjaya di negeri sendiri atau hanya sekedar menjadi tuan rumah dari hingar bingar tapi nihil prestasi?

Jawabannya akan tersaji dalam partai final Blibli Indonesia Open 2018 yang berlangsung pada Minggu, 8 Juli 2018.

Ayo Indonesia!

 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P