Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis ganda putra Denmark, Mads Conrad-Petersen, melempar sindiran yang menohok kepada pasangan nomor satu dunia dari Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Sindiran tersebut diunggah Mads Conrad-Petersen melalui akun Instagram pribadinya yang beralamat @madsconrad1.
"Menonton pertandingan kami lagi. Apakah ini fairplay? Apakah ini yang akan mejadi teladan bagi anak-anak muda dan bintang bulu tangkis masa depan?" tanya Conrad-Petersen dalam Bahasa Inggris pada Sabtu (7/7/2018).
"Setelah memenangkan pertandingan yang luar biasa seperti itu? Saya yakin legenda seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tidak akan memperlakukan lawan mereka seperti ini," tulis pasangan dari Mads Pieler Kolding tersebut.
(Baca Juga: Indonesia Open 2018 - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Sukses Pertahankan Gelar di Istora)
Sindiran Conrad-Petersen disertai pula dengan sebuah foto yang menampilkan Kevin tengah mengacungkan jempol ke bawah.
Di foto tersebut sebuah tulisan terpampang, "Drama, Kevin Sanjaya/Marcus Vs Mads Conrad/Kolding QF Indonesia."
Saat bergulirnya turnamen Blibli Indonesia Open 2018, pertandingan perempat final antara Marcus/Kevin dan duo Mads dinilai berlangsung panas.
Aksi Kevin yang mengacungkan jempol ke bawah menjadi salah satu insiden yang terjadi.
Terkait dengan hal ini beberapa pihak terkait yakni BWF dan PBSI sudah turun tangan.
Melalui Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto, induk organisasi olahraga bulu tangkis di Tanah Air itu akan memberi teguran kepada Kevin.
"Ada beberapa perilaku pemain kami yang agak sedikit berlebihan, kami akui itu. Sebagai contoh, di lapangan dia (Kevin Sanjaya) mengacungkan jari ke bawah, harusnya itu tidak boleh," kata Budiharto.
(Baca Juga: Indonesia Open 2018 - Zheng Ziwei/Huang Yaqiong Puji Ganda Campuran Malaysia Ini)
"Kemudian juga memberikan gaya-gaya provokatif, itu juga tidak boleh. Dalam permainan, ada tiga tahapan kartu, tetapi ada satu tahapan kartu yang bisa (membuat pemain) dikeluarkan langsung, yaitu black card (kartu hitam)," tutur Budiharto.
Lebih lanjut, Budiharto juga mengatakan bahwa PBSI melalui panitia sudah mencoba berbicara dengan pihak BWF agar masalah ini tidak menjadi berkepanjangan.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on