Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Prestasi membanggakan ditorehkan oleh atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Ia meraih medali emas lari 100 meter putra di kejuaraan dunia atletik U-20 pada Kamis (12/7/2018) dini hari WIB atau Rabu (11/7/2018) petang waktu Tampere, Finlandia.
Atlet asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu melewati garis finis dengan catatan waktu yang mengesankan yaitu 10,18 detik.
Atlet berusia 20 tahun ini mengungguli dua sprinter asal Amerika Serikat, yaitu Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang mencatatkan perolehan waktu 10,22 detik.
Prestasi Zohri diaspresiasi banyak pihak termasuk anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat yang membidangi olahraga, Putu Supadma Rudana. Dia mengaku sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh Zohri.
"Selamat kepada Lalu Muhammad Zohri. Ini merupakan sejarah baru bagi dunia atletik Indonesia. Rakyat Indonesia sangat bangga kepada Zohri, anak muda asal NTB yang menjadi juara dunia 100 meter atletik. Apresiasi juga diberikan kepada para pengurus PASI, yang telah bekerja keras secara diam-diam untuk meraih prestasi di kancah internasional," ucap Putu.
Zohri merupakan atlet sprinter yang diproyeksikan untuk tampil di Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang pada nomor Estafet 4x100 meter putra.
Putu berharap Zohri bisa menorehkan prestasi yang sama pada perhelatan Asian Games Agustus mendatang.
"Zohri hari ini menjadi yang tercepat di dunia. Semoga juga yang tercepat di Asian Games mendatang. Mari kita jadikan momentum ini sebagai semangat untuk atlet-atlet kita dalam mendulang emas dan prestasi di Asian Games 2018. Salah satu semangat kepada atlet-atlet kita adalah dengan memajang foto dan informasi mengenai kontribusi atlet berprestasi kita di berbagai tempat strategis di ibukota," Ujarnya.
Lebih lanjut, Putu mengharapkan agar pemerintah memberikan perhatian kepada para atlet yang telah menyumbangkan medali dan mengharumkan nama bangsa pada tingkat dunia.
"Saya mendorong pemerintah pusat untuk terus memikirkan masa depan atlet-atlet berprestasi. Seringkali masalah kejelasan masa depan menjadi keluhan para atlet. Baik dari sarana olahraga kurang memadai, perhatian kepada atlet, hingga keterlambatan bonus," kata Putu yang juga ketua karang taruna Bali ini.