Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Zaman terus berubah, secara otomatis juga menggiring masyarakat berkembang untuk mengikutinya. Hal ini terbukti dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, hingga mampu mengubah kebiasaan kita dalam menjalani hidup.
Sekitar lima tahun lalu, siapa yang menyangka bila bermain game online dapat menjadi sebuah profesi.
Ya, kini ada profesi gamer profesional yang menghasilkan bayaran selangit. Tak berhenti hanya di sana, game online pun sudah menjadi sebuah olahraga, atau sekarang sering disebut e-sports.
(Baca juga: Adik Marc Marquez: Selamat Jalan MotoGP 2019)
Esports hadir sebagai wadah bagi pemain kompetitif, pemain profesional, hingga atlet sekalipun. Maraknya animo penduduk dunia dan di Indonesia yang menjadi pemain esports sudah terbukti dari besaran angka.
Contohnya pada tahun 2017, Indonesia memiliki 43,7 juta pemain esports yang menghabiskan Rp 11 miliar untuk bermain game.
Angka ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-16 sebagai negara dengan pendapatan dari game terbesar di dunia. Sungguh angka yang fantastis mengingat tren ini umurnya belum terlalu lama.
Untuk menghimpun para pemain dan atlet esports di Indonesia, dibentuklah organisasi IeSPA (Indonesia eSports Association) yang saat ini masih berada di bawah naungan organisasi FORMI (Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia).
Terus berkembangnya esports menjadikan panitia Asian Games 2018 memasukkan esports sebagai bagian dari eksibisi dan pada Asian Games 2022 akan resmi dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga.
Game yang dipertandingkan juga bermacam-macam, seperti League of Legends, Age of Valor, FIFA, CS:GO, Player Unknown Battleground, Dota 2, hingga Mobile Legends.
Tentu semuanya membutuhkan kemampuan, keahlian, hingga perlengkapan tertentu untuk sanggup berkompetisi di dalamnya.
Oleh karena itu, kini juga menjamur tempat-tempat untuk bermain game online yang dinamakan iCafe.
iCafe ini hadir di banyak kota besar di Indonesia, namun tetap menghindari hal-hal negatif dengan cara menerapkan aturan ketat seperti tidak boleh masuk dengan seragam sekolah, tidak boleh bermain di jam sekolah, tidak diperbolehkan adanya konten pornografi, dan sebagainya.
Hal ini baik untuk menghapus stigma yang sudah terbentuk di masyarakat apabila bermain game di warung internet itu cenderung berujung ke hal-hal negatif seperti penggunaan konten pornografi dan pendidikan yang terlupakan.
(Baca juga: Singapore Open 2018 - Vita Marissa Ingin Pasangan Ganda Campuran Muda Buat Kejutan)
Bila dianalogikan, iCafe bertugas sebagai tempat "berlatih", karena di sana kemampuan dari hasil latihan betul-betul diuji untuk melawan pemain lainnya.
Kompetisi lokal di Indonesia juga sudah sangat menjamur dan hasilnya sangat bagus. Oleh karena itu, banyak pemain Indonesia yang mampu untuk unjuk gigi di kancah kompetisi internasional.
Tak hanya unjuk gigi, namun mereka juga mampu menjuarai beberapa kompetisi. Bahkan, beberapa pemain asli Indonesia sudah resmi menjadi bagian dari tim profesional di luar negeri, dan digaji mahal.
Indonesia pun kini telah menjadi pelabuhan bagi kompetisi kelas dunia untuk singgah. Salah satunya kompetisi dari Inggris yang menjadi penyelenggara turnamen esports terbaru dan akan memulainya di sini.
Mengusung visi "semua bisa bermain, siapa saja bisa menang", mereka berniat menjaring semua kalangan masyarakat untuk merasakan nikmatnya bermain game dalam satu wadah yang sama.
Ultimo Hombre akan hadir di Indonesia pada bulan Agustus 2018.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada