Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih ganda putra nasional Malaysia yang baru diangkat, Paulus Firman, ingin menjadikan skuat yang dipimpinnya berjaya lagi di kancah dunia.
Paulus Firman adalah pelatih berkebangsaan Indonesia dan mulai bekerja di Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM) pada Maret lalu.
Meski baru tiga bulan bekerja, Paulus telah mendapatkan kepercayaan dari komite pelatihan (C&T) untuk memperbaiki nomor ganda putra Negeri Jiran.
(Baca Juga: Marc Marquez Beri Peringatan kepada Semua Rival MotoGP Usai Kemenangan di Jerman)
Mendapatkan tugas tersebut, pelatih berusia 49 tahun itu pun langsung mengarahkan fokus yakni membawa pasangan Goh V Shem/Tan Wee Kiong kembali menjadi ganda putra terbaik di dunia dan membuat permainan duet Ong Yew Sin/Teo Ee Yi semakin berkembang.
Kedua pasangan ganda putra Malaysia tersebut saat ini tidak masuk ke dalam peringkat sepuluh besar dunia dan belum memenangkan gelar apapun pada kalender kompetisi 2018.
Untuk bisa memenuhi tugasnya, Paulus Firman akan bekerja sama dengan orang yang digantikannya, Cheah Soon Kit.
Nantinya, Cheah akan tetap menangani skuat ganda putra muda Malaysia.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Cheah Soon Kit. Saya akan duduk dan berdiskusi secara mendalam dengannya ketika dia sudah kembali dari istirahat," kata Paulus dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Saya percaya bahwa meningkatkan skuat ganda putra beserta pelapisnya agar solid harus dilakukan bersama-sama," ujar dia.
Paulus juga mengatakan bahwa ada perubahan yang akan dia lakukan sebagai pelatih baru.
(Baca Juga: Dapat Tantangan dari Mantan Rival, Manny Pacquiao Belum Beri Jawaban)
"Perubahan pertama yang ingin saya lakukan adalah ganda putra utama dan pelapisnya untuk berlatih sesering mungkin. Kami tidak memiliki program pelatihan gabungan yang cukup untuk saat ini dan saya ingin itu dilakukan secara rutin," ujar Paulus menjelaskan
"Program itu semoga bisa menciptakan rasa kebersamaan antara senior dan junior," ucap dia.
"Ini juga akan meningkatkan daya saing secara internal di antara para pemain. Para senior tidak akan mendapatkan tempat mereka begitu saja, sementara para junior akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri," tutur Paulus.