Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Juara Dunia Catur U-10 asal Indonesia: Jalan Saya Masih Panjang untuk Menjadi yang Terbaik!

By Verdi Hendrawan - Senin, 23 Juli 2018 | 14:48 WIB
Pecatur junior Indonesia, Samantha Edithso, berpose dengan medali juara dunia yang ia raih pada ajang FIDE World Championship 2018 U-10 di sela-sela acara pemberian penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, di Kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, pada Senin (23/7/2018). (VERDI HENDRAWAN/BOLASPORT.COM)

Pecatur junior Indonesia, Samantha Edithso, sukses mengharumkan nama bangsa setelah menjadi juara dunia pada ajang FIDE World Championship 2018 U-10 yang berlangsung di Minsk, Belarusia, pada 25 Juni 2018.

Sepanjang kejuaraan FIDE World Championship 2018 U-10, Samantha Edithso tidak terkalahkan dalam sembilan babak di nomor catur cepat (rapid) dan kilat (blitz) yang ia ikuti.

Pecatur junior asal Bandung berusia 10 tahun itu hanya sekali meraih hasil imbang atau remis saat menghadapi Afruza Khamdamova dari Uzbekistan pada pertandingan ketiga.

Prestasi gemilang tersebut membuat dirinya beserta keluarga dan pelatih mendapat undangan bertemu dan menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Imam Nahrawi, di kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2018).


Pecatur junior Indonesia, Samantha Edithso (ketiga dari kiri), berfoto dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, bersama perwakilan Percasi, Kristianus Liem (kedua dari kiri) kelurga di Kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, pada Senin (23/7/2018).(VERDI HENDRAWAN/BOLASPORT.COM)

(Baca Juga: Perang Saudara Sektor Tunggal Putra Membuat Taiwan Dapat Dua Medali pada Singapore Open 2018)

Bersama tim wushu junior Indonesia yang menjadi juara dunia di Brasil dan atlet karate tradisional nasional, Fauzan Noor, yang juga meraih prestasi serupa di pada kejuaraan dunia di Republik Ceska, Samantha Edithso mendapat piagam penghargaan dan hadiah uang tunai dari Menpora.

"Saya sangat bersyukur bisa menjadi juara. Namun meski menjadi juara dunia, perjalanan saya masih panjang untuk menjadi pecatur terbaik," kata Samantha Edithso.

Tak lupa, Samantha Edithso juga membeberkan perihal ambisi utamanya sebagai seorang pecatur junior.

(Baca Juga: Pasangan Malaysia Merasa Terhormat Bisa Melawan Tontowi/Liliyana pada Babak Final Singapore Open 2018)

"Cita-cita saya adalah jadi juara dunia di level senior dan grand master," ujar pecatur kelahiran Jakarta, 17 Februari 2008 itu.

Uang tunai sebesar 40 juta rupiah yang ia terima dari Menpora rencananya akan digunakan oleh Samantha Edithso demi keperluan mengikuti kejuaraan-kejuaraan internasional berikutnya.

Selain itu, ia juga berencana untuk menyisihkan sebagian uang tersebut sebagai hadiah bagi para pelatih yang telah membimbingnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P