Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putra India, Prannoy Haseena Sunil Kumar, mengakui bahwa dia ingin menjauhkan diri dari hal-hal negatif menjelang Kejuaraan Dunia 2018 yang akan digelar di Nanjing China, 30 Juli-5 Agustus.
Prannoy juga siap mengambil lebih banyak risiko demi meraih peruntungan pada kejuaraan dunia dan Asian Games 2018.
Pemain berusia 26 tahun itu memainkan tiga pertandingan besar tahun ini yakni Commonwealth Games, Kejuaraan Asia, dan Piala Thomas 2018.
Pada semifinal Commonwealth Games 2018 di Gold Coast, Australia, Prannoy mendulang medali perunggu.
"Saya telah berhenti berpikir tentang kehilangan momen pada pertandingan-pertandingan krusial tersebut karena itu membawa banyak hal negatif," kata Prannoy seperti dilansir BolaSport.com dari Sportskeeda.
"Saya hanya fokus pada perspektif menyeluruh di mana saya perlu menerapkan pukulan, mengambil risiko, dan tidak menahan diri. Ketika Anda kalah, mereka tidak akan melihat ketika Anda mengambil risiko dan memenangi beberapa pertandingan," tutur Prannoy.
Prannoy mengklaim bahwa Kejuaraan Asia 2018 adalah salah satu turnamen yang berkesan dan dia mendapat medali perunggu.
Untuk mendapat medali perunggu pada kejuaraan Asia, Prannoy harus melalui serangkaian pertandingan berat melawan Wang Tzu Wei (Taiwan) pada babak perempat final dan Son Wan-ho (Korea Selatan).
"Hal terbesar yang perlu dilakukan adalah jangan takut melakukan hal-hal yang benar-benar Anda kuasai karena terkadang Anda mendapat hasil atau gagal," ujar Prannoy.
(Baca juga: Hadapi Gregoria Mariska pada Babak Pertama, Kirsty Gilmour Berharap Dapat Perbaiki Hasil pada Kejuaraan Dunia 2018)
Setelah Kejuaraan Asia, Prannoy menyadari bahwa pergelangan kakinya tidak dalam kondisi baik. Tapi, dia berpartisipasi dalam putaran Piala Thomas.
Saat itu, banyak pebulu tangkis elite India, termasuk Kidambi Srikanth, melewatkan turnamen tersebut karena berbagai alasan.
"Pada Piala Thomas, saya tidak punya pilihan. Setengah dari tim cedera dan hanya B Sai Praneeth dan Lakhsya Sen yang fit. Saya mengalami patah tulang pergelangan kaki setelah Kejuaraan Asia," aku Prannoy.
Pada kejuaraan dunia, Prannoy akan berhadapan dengan Abhinav Manota (India) pada babak pertama.
"Soal undian tidak akan bermasalah. Selama kamu bermain dengan baik, kamu menang. Pada kejuaraan dunia, Anda tidak dapat mengharapkan suatu hal menjadi mudah. Saya harus fokus sejak awal," ujar Prannoy.
(Baca juga: Chou Tien Chen Berharap Gelar Singapore Open Jadi Dasar Raih Kesuksesan pada Kejuaraan Dunia 2018)
Tahun lalu, Prannoy telah mengecewakan Lee Chong Wei (Malaysia) dan peraih emas Olimpiade Rio 2016, Chen Long untuk mencapai semifinal Indonesia Open.
Dia membuat awal yang baik pada Indonesia awal bulan ini ketika dia menyingkirkan Lin Dan (China) pada babak pertama.
Ditanya apakah kemenangan melawan Lin Dan datang sebagai dorongan, Prannoy mengatakan "Tidak juga, maksud saya itu adalah kemenangan yang bagus karena saya kembali dari cedera. Tapi Lin Dan tidak bermain sebaik mungkin," aku Prannoy.
"Pemain yang lebih muda lebih cepat dari ini. Lin Dan tidak memiliki kecepatan mungkin karena faktor usia," ujar Prannoy.
Selain siap menghadapi risiko, pemain berusia 26 tahun tersebut juga mewaspadai permainan Kento Momota (Jepang) dan Shi Yuqi (China) yang lebih banyak menyerang.