Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ajang gulat hiburan, World Wrestling Entertainment (WWE), tampaknya makin serius melakukan revolusi pada divisi wanita.
Sebelumnya, pada era 90-an hingga 2000-an, divisi wanita kerap dianggap hanya sebagai pemanis WWE.
Bahkan kehadiran pegulat wanita sempat mendapat kritikan karena dinilai hanya "menjual" tampang dibandingkan skill gulat itu sendiri.
Namun sejak 2015, Stephanie McMahon selaku WWE Chief Brand Officer mencetuskan Diva Revolution dengan tujuan mengubah pandangan tersebut.
Berbekal tiga pegulat potensial dari NXT (Charlotte Flair, Becky Lynch, dan Sasha Banks), Stephanie McMahon memulai langkah awal revolusi divisi wanita.
Saat itu, ketiganya dilibatkan ke dalam feud dengan sejumlah pegulat wanita top WWE lainnya yang sudah ada.
Semenjak itu, revolusi divisi wanita WWE terus berkembang ke arah yang lebih baik dan mulai dapat meninggalkan stigma yang sebelumnya melekat.
(Baca Juga: Gara-gara Medsos, Perenang Amerika Serikat Dapat Hukuman 14 Bulan Larangan Berkompetisi)
Diva Revolution yang dirintis tiga tahun lalu tersebut memasuki babak baru pada Senin (23/7/2018) saat Monday Night RAW digelar.