Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Harus Memanfaatkan Kehadiran Pelatih Level Dunia

By Riemantono Harsojo - Rabu, 25 Juli 2018 | 15:22 WIB
Pasangan ganda putra, Justin Barki (kanan) dan David Agung Susanto, gagal memberikan poin untuk Indonesia di laga Grup II Zona Asia-Oseania Piala Davis, Minggu (4/2/2018) di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. (DOK. TABLOID BOLA)

Dia juga pernah menjabat kapten tak bermain tim junior Davis Cup Belanda saat menjadi juara dunia tahun 2006 di Barcelona, Spanyol.

"Sangat bersyukur kita bisa mendapatkan pelatih seperti Frank. Kita harus memanfaatkannya dengan baik," ujar David Agung Susanto.

Kehadiran Frank van Fraayenhoven diharapkan bisa membangkitkan kembali prestasi tenis Indonesia.

Mungkin tidak pada Asian Games 2018, tetapi minimal dua atau empat tahun ke depan.

(Baca juga: Cara Tingkatkan Kemampuan Atlet eSports Sama Seperti Bulu Tangkis)

Berdasarkan catatan sejarah, cabang olahraga (cabor) tenis adalah penyumbang medali emas terbanyak kedua untuk kontingen Indonesia pada Asian Games setelah bulu tangkis.

Tenis menyumbang 15 medali emas dan total 42 medali, sementara bulu tangkis mempersembahkan 26 emas dan total 91 medali.

Peringkat ketiga ditempati atletik dengan 4 medali emas.

Saat ini, tidak ada satu pun petenis putra Indonesia yang masuk daftar 1.000 besar dunia.

Petenis putra Indonesia terbaik adalah Christopher Rungkat dengan peringkat ke-1.035, meski dia sudah hampir setahun tidak aktif mengikuti tur dunia pada nomor tunggal.