Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis putra Indonesia, David Agung Susanto, merasa sangat beruntung berada di pemusatan latihan nasional (pelatnas) tenis Asian Games 2018 karena adanya pelatih level dunia.
Pelatih tenis level dunia yang dimaksud David Agung Susanto adalah Frank van Fraayenhoven dari Belanda.
Frank van Fraayenhoven adalah pelatih yang dikontrak selama dua tahun oleh PB Pelti sejak April 2018 untuk mengembangkan prestasi tenis Indonesia.
Sosok Van Fraayenhoven memiliki pengalaman lebih dari 35 tahun dalam membina para pelatih tenis dan telah bekerja bersama para pelatih dan pemain di lebih dari 75 negara.
(Baca juga: Aksi Vandalisme Jelang Bergulirnya Asian Games 2018 di Indonesia)
Di Belanda, Van Fraayenhoven pernah melatih petenis-petenis top junior dan petenis-petenis profesional Negeri Kincir Angin.
"Dia sangat membantu, dari segi pengetahuan dan pengalamannya," kata petenis peringkat kedua Indonesia, David Agung Susanto, kepada Bolasport setelah tampil pada pertandingan babak utama turnamen ITF Combiphar Tennis Open 2018 di Hotel Sultan, Rabu (25/7/2018).
"Dia itu kan pelatih yang selalu mengamati perkembangan tenis dunia, mengamati turnamen-turnamen Grand Slam. Dia salah satu pelatih terbaik," tutur petenis berusia 27 tahun itu.
Salah satu kelebihan Frank van Fraayenhoven adalah kemampuan membangun dan mengembangkan petenis-petenis muda bertalenta.
Dia juga pernah menjabat kapten tak bermain tim junior Davis Cup Belanda saat menjadi juara dunia tahun 2006 di Barcelona, Spanyol.
"Sangat bersyukur kita bisa mendapatkan pelatih seperti Frank. Kita harus memanfaatkannya dengan baik," ujar David Agung Susanto.
Kehadiran Frank van Fraayenhoven diharapkan bisa membangkitkan kembali prestasi tenis Indonesia.
Mungkin tidak pada Asian Games 2018, tetapi minimal dua atau empat tahun ke depan.
(Baca juga: Cara Tingkatkan Kemampuan Atlet eSports Sama Seperti Bulu Tangkis)
Berdasarkan catatan sejarah, cabang olahraga (cabor) tenis adalah penyumbang medali emas terbanyak kedua untuk kontingen Indonesia pada Asian Games setelah bulu tangkis.
Tenis menyumbang 15 medali emas dan total 42 medali, sementara bulu tangkis mempersembahkan 26 emas dan total 91 medali.
Peringkat ketiga ditempati atletik dengan 4 medali emas.
Saat ini, tidak ada satu pun petenis putra Indonesia yang masuk daftar 1.000 besar dunia.
Petenis putra Indonesia terbaik adalah Christopher Rungkat dengan peringkat ke-1.035, meski dia sudah hampir setahun tidak aktif mengikuti tur dunia pada nomor tunggal.
Christopher Rungkat kini lebih konsentrasi ke nomor ganda dan sudah menempati peringkat ke-108 dunia.
David Agung Susanto berada di peringkat kedua terbaik Indonesia dengan peringkat dunia ke-1.284.
Petenis ketiga atau terakhir Indonesia yang ada di peringkat dunia adalah Fitriadi Rifqi dengan peringkat ke-1.604 dunia.
Kita tentu berharap tangan dingin Frank van Fraayenhoven dapat meningkatkan kemampuan Fitriadi Rifqi yang masih berusia 19 tahun.
Sementara itu, di bagian putri juga ada tiga pemain yang memiliki peringkat dunia saat ini, tetapi posisi mereka lebih baik dari putra.
Aldila Sutjiadi saat ini merupakan pemain tunggal putri nomor 651 dunia, sementara Beatrice Gumulya menempati peringkat ke-741 dan Jessy Rompies berada di urutan ke-1.216 dunia.