Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Susy Susanti Kenang Momen Saat Jadi Juara Dunia Tunggal Putri 1993

By Any Hidayati - Rabu, 25 Juli 2018 | 17:21 WIB
Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti berbicara dalam konferensi pers jelang Indonesia Open 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (2/7/2018). (BADMINTON INDONESIA)

Kejuaraan Dunia 1993 memiliki arti yang sangat penting bagi mantan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Susy Susanti.

Gelar juara dunia 1993 menjadi pelengkap medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan All England 1993 untuk istri Alan Budi Kusuma tersebut.

"Saya hanya sekali juara di Kejuaraan Dunia tahun 1993 di mana saya bertemu dengan Bang Soo-hyun," kata Susy Susanti, dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.

Susy kini menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) itu kemudian mengenang masa saat ia dinobatkan sebagai juara dunia.

"Set (gim) pertama mungkin seperti biasa saya selalu dibilang spesialis rubber set karena rubber set saya pasti menang, padahal sebenarnya tidak. Memang set pertama Bang Soo-hyun bermain cukup baik," kata Susy menjelaskan kondisi final Kejuaraan Dunia 1993.

Susy pun menjelaskan bagaimana pertarungan sengit antara dia dan Bang pada nomor tunggal putri selama pertengahan 90-an.

"Di situ saya adaptasi dan juga mengatur strategi saya mau bermain seperti apa karena pertemuan saya dengan Bang Soo-hyun cukup sering," ucap Susy.

"Dia menjadi salah satu musuh bebuyutan saya," kata Susy lagi.

Susy pun bercerita jalannya pertandingan dari set pertama, kedua, dan ketiga ketika berhadapan dengan Bang di depan publik Birmingham, Inggris.

"Memang awal-awal Bang Soo-hyun mengatur tempo permainan di mana dia terus menekan saya dan saya tidak bisa berkembang," kata Susy soal kekalahan pada set pertama.

Setelah kalah pada set pertama, Susy bangkit dengan reli-reli panjang dan merebut set kedua.


Susy Susanti ketika menjuarai Kejuaraan Dunia 1993 di Birmingham, Inggris.(BWF)

Saat itu, pertandingan bulu tangkis menggunakan sistem pindah kok dengan poin teratas yaitu 11 pada setiap set.

"Masuk ke babak kedua saya sudah mulai menemukan strategi atau mungkin pola-pola permainan yang menjadi keunggulan saya dengan reli-reli panjang. Kemudian itu membuat Bang Soo-hyun sedikit kesulitan untuk menyerang. Agak sedikit mempercepat tempo permainan," kata Susy.

"Set kedua saya bisa menguasai dan bisa mengalahkan Bang Soo-hyun," tutur dia.

(Baca Juga: Inilah Wanita Tangguh Indonesia di Asian Games 2018 Cabang Angkat Besi)

Susy melanjutkan cerita ketika kepercayaan dirinya mulai meningkat pada set penentuan sehingga berujung dengan gelar juara dunia 1993.

"Di set ketiga dan seperti biasa mungkin saya lebih percaya diri karena saya yakin saya lebih kuat dari dia pada saat reli," ucap Susy.

"Di gim ketiga seperti biasa begitu saya menemukan pola permainan saya maka lebih enjoy mengeluarkan semua permainan saya dan bisa mengatur permainan," kata dia.

(Baca Juga: Pedrosa Bisa Alami Nasib Seperti Stoner Andai Jadi Pebalap Penguji Honda)

"Pukulan reli-reli panjang saya itu bisa menyulitkan Bang Soo-hyun. Defense saya juga jarang mati jadi membuat Bang Soo-hyun membuat kesalahan sendiri," tutur Susy lagi.

Pada akhir pertandingan final, Susy Susanti mengalahkan Bang Soo-hyun dengan skor 7-11, 11-9, 11-3 dan berhak atas gelar juara dunia 1993.

Titel tersebut melengkap gelar prestisius Susy yang secara beruntun meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, gelar juara All England 1993, dan ditutup dengan gelar Kejuaraan Dunia 1993.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P