Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Presiden National Paralympic Committee (NPC), Senny Marbun, memberikan klarifikasi terkait aksi protes yang dilakukan oleh enam atlet difabel dari Jawa Barat.
Aksi tersebut dilakukan karena keenam atlet tersebut tidak masuk dalam pelatihan nasional (pelatnas) untuk Asian Para Games 2018.
Keenam atlet tersebut adalah Farid Surdin (atlet atletik, tolak peluru, lempar cakram peraih emas Peparnas dan pemecah rekor Asia Tenggara), Ganjar Jatnika (atlet lari peraih emas Asia dan medali emas Peparnas), Asri (atlet lari peraih 3 emas Peparnas), Junaedi (atlet judo peraih emas
Peparnas), Elda Fahmi (atlet Judo peraih perunggu Peparnas) dan Sony Satrio (atlet judo peraih perak Peparnas).
"Atlet-atlet tersebut tidak mengikuti pelatnas karena limit untuk memenuhi kategori memang tidak sampai," kata Senny kepada awak media termasuk BolaSport.com pada sesi jumpa pers di kantor NPC Pusat, Solo, Selasa (7/8/2018).
Keenam atlet tersebut sebelumnya berencana untuk jalan kaki dari Jakarta menuju ke Istana Negara.
Namun, mereka sempat dicegat di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan dibawa lagi ke Bandung.
(Baca Juga: Raih Hasil Buruk dalam 5 Laga Terakhir, Pasoepati Ungkap Kekecewaan untuk Persis Solo)
"Mereka dibawa kembali ke Bandung oleh Pak Gatot (S. Dewabroto, Sesmenpora) dan melakukan perjanjian," ucap Senny.
Presiden NPC Indonesia tersebut menyayangkan imbas yang didapatkan akibat aksi keenam atlet difabel.
Pasalnya, menurut Senny, masalah itu seharusnya hanya diselesaikan oleh NPC provinsi bukan ke pusat mengingat prestasi keenamnya yang masih ada di kancah Pekan Paralympic Nasional (Peparnas).
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada