Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis legendaris Indonesia, Yayuk Basuki bercerita bagaimana sulitnya menjadi petenis profesional.
Menurutnya, keterbatasan biaya membuat ia harus berjuang lebih keras dibandingkan dengan petenis lainnya yang modalnya lebih besar.
"Dulu saya pernah ke luar negeri bertanding tanpa pelatih dan orang tua. Selain itu untuk urusan modal, kami juga terbatas karena saya pernah disuruh ke luar negeri satu bulan dengan bermodalkan 1000 US Dolar saja," tutur Yayuk.
(Baca Juga: Taufik Hidayat Akui Awalnya Tidak Ingin Menjadi Pebulu Tangkis)
"Makanya saya ingin juara untuk menyambung hidup di luar negeri. Karena kan bila juara hadiahnya uang, nah itu saya pergunakan untuk menyambung hidup saya," lanjutnya.
Selain menceritakan soal sulitnya menjadi petenis profesional dengan keterbatasan biaya, Yayuk juga memberikan pandangannya soal kans tim tenis Indonesia di Asian Games 2018.
Menurut Yayuk, tim tenis Indonesia bakal menghadapi tantangan berat di Asian Games 2018.
"Prediksi tenis di Asian Games memang tdk mudah. Tapi tdk ada sesuatu yg tidak mungkin. Apalagi ini main di Indonesia asian games 2018," ujar Yayuk.
"Asian games di Indonesia belum tentu bakal ada beberapa tahun lagi. Now or never!," pungkasnya.
Taufik Hidayat dan Yayuk Basuki sebelumnya berkesempatan hadir di peluncuran KMT Commuter Line dengan desain Asian Games bersama legenda tenis tanah air, pada Jumat, (17/8/2018) di Stasiun Palmerah, Jakarta.
Dalam kesempatan itu Taufik dan Yayuk menuturkan pengalamannya kala masih aktif sebagai atlet.