Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tak akan mungkin ada jalan bebas hambatan di setiap keputusan berani seseorang termasuk keputusan bersatunya Korea Utara dan Korea Selatan pada Asian Games 2018.
Salah satu cabang olahraga (cabor) yang akan menjadi saksi bersatunya dua Korea ini adalah dayung.
Banyaknya atensi terhadap bersatunya Korea Selatan dan Korea Utara di cabor dayung membuat beban tersendiri bagi tim Korea Bersatu.
"Dayung adalah olahraga yang membutuhkan kerja sama dalam waktu yang cukup lama," ujar pelatih dayung putra Korea Selatan, Hwang Woo-seok, seperti dikutip BolaSport.com dari Yonhap News.
Menurut Hwang, Korea Bersatu akan menghadapi tantangan berat untuk meraih medali di kategori putra.
Meski demikian, Hwang yakin jika peluang dayung Korea tetap ada terutama untuk tim putri.
"Namun, jika Anda melihat catatan kami, saya merasa kami memiliki peluang di tim putri," lanjut Hwang.
(Baca Juga: Pelatih Basket Korsel Nilai Fasilitas Wisma Atlet Lebih Buruk dari Penjara)
Hwang sendiri mengaku komunikasinya dengan pelatih dayung Korea Utara, Hong Yong-il, berjalan lancar.
Keduanya telah melakukan banyak analisis bersama serta menyusun taktik demi dayung putra Korea Bersatu di Asian Games 2018.
(Baca Juga: Cal Crutchlow: Peranti Elektronik Honda Sudah Bagus, tetapi Kami Ingin Lebih Baik Lagi)
Sejauh ini, China masih menjadi penguasa sebagian besar medali emas di cabor dayung dengan mengoleksi 83 dari 100 medali yang telah diperebutkan di Asian Games.
Di sisi lain, Korea Selatan baru meraihy empat medali emas yang terbagi atas tiga emas Incheon 2014 dan satu emas Doha 2006.
Cabang olahraga dayung akan dipertandingkan mulai Minggu (19/8/2018) hingga Jumat (24/8/2018) di Danau Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan.