Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Citra kontingen Jepang pada ajang Asian Games kembali tercoreng setelah kelima atlet mereka melakukan perbuatan melanggar hukum saat menjadi bagian dari Asian Games 2018.
Insiden negatif ini menjadi yang kedua beruntun dalam dua penyelenggaraan Asian Games terakhir.
Sebelumnya, pada Asian Games Incheon 2014, kontingen Jepang juga mendapat malu setelah perenang putri Naoya Tomita terbukti mencuri kamera milik awak media dari Korea Selatan.
(Baca Juga: Asian Games 2018 - Kento Momota Sudah Punya Fisarat akan Menyingkirkan Tim Malaysia)
Saat diinterogasi, Tomita mengaku telah mencuri kamera yang ditinggalkan oleh seorang wartawan di dekat podium medali di Pusat Akuatik Taman Munhak Tae-hwan.
"Ketika saya melihat kamera itu tergeletak, saya benar-benar merasa harus memilikinya," kata Tomita saat menjelaskan motif pencuriannya, dilansir BolaSport.com dari Japan Times.
Seusai pengakuan tersebut, Chef de Mission Jepang di Asian Games 2014, Naoya Yanagiya, pun mengucapkan permintaan maaf.
"Dia tidak bertanding hari itu. Dia berlatih untuk gaya dada 100 meter selama sekitar satu jam dan melakukan peregangan di kolam renang. Dia sedang menunggu rekan setimnya untuk menyelesaikan latihan renangnya ketika peristiwa pencurian itu terjadi," kata Yanagiya.
Setelah diusir, Tomita pun meminta maaf.
Sementara itu, kamera yang dicuri oleh Tomita diketahui berharga 8 juta won atau sekitar Rp 104 juta.
(Baca Juga: Sepak Takraw Asian Games 2018 - Kena Protes dari Indonesia, Tim Putra Malaysia Sempat Terancam Tak Bisa Tampil)
Kini, setelah empat tahun berlalu, sejumlah atlet Negeri Sakura sepertinya belum belajar apa-apa dari insiden Tomita.
Pada Senin (20/8/2018), empat atlet bola basket Jepang dipulangkan lebih awal dari ajang Asian Games 2018 karena dipergoki sedang berada di area red district Jakarta dengan mengenakan seragam tim nasional (timnas).
Diduga, keempat atlet basket yang terdiri dari Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Sato, dan Keita Imamura, menyewa pekerja seks komersial (PSK).
"Saya merasa malu. Kami meminta maaf dan siap memberikan bimbingan bagi para atlet," kata Chef de Mission Jepang, Yasuhiro Yamashita.