Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Atlet taekwondo nomor kyorugi kelas -53 kg putri, Mariska Halinda, merupakan satu-satunya taekwondoin yang lolos ke perempat final, setelah mengalahkan Maria Madeira de Jesus Boavida Barros, asal Timor Leste, dengan skor 28-3, di Plenarry Hall Jakarta Convention Center, Senin (20/8/2018).
Namun, langkah Mariska terpaksa terhenti lantaran kalah satu poin saja melawan Laetitia Aoun, asal Libanon, dengan skor 22-23.
Padahal, Mariska jauh lebih diunggulkan ketimbang sang lawan yang baru ditemuinya pada AG 2018.
Karena secara teknis kemampuan Mariska di atas taekwondoin asal Libanon itu.
(Baca Juga: Emas Asian Games 2018 - Defia Rosmaniar dan Lindswell Punya Sikap Berbeda saat Ditonton Presiden Jokowi)
Kekalahan ini mengundang tanda tanya. Pelatih kyorugi, Taufik Krisna, menjelaskan memang sistem pertandingan taekwondo yang memakai sensor sempat rusak ketika waktu istirahat sebelum pertandingan.
“Secara kemampuan Mariska di atas Libanon. Memang ada masalah, terkait sistem pertandingan yang sempat rusak, tapi kami juga tak mau menyalahkan itu kenapa,” ujar Taufik kepada Bolasport, pasca pertandingan di JCC, Senin, (20/8).
(Baca Juga: Gondol 4 Emas, Target Medali Emas Indonesia di Asian Games 2018 Kurang Berapa?)
Saboemnim Taufik juga mempertanyakan banyaknya tendangan-tendangan yang tidak begitu berdampak dihasilkan Libanon, tapi malah menghasilkan poin untuk Libanon.
“Saya juga bingung, kok tendangan yang tidak impact bisa poin gitu,” ucap Taufik.
Evaluasi akan segera dilakukan saboemnim pasca anak asuhnya bertarung di AG. “Kita akan lihat lagi letak kesalahannya dimana saja. Setelah AG nanti kami akan siapkan rencana selanjutnya,” ujar Taufik.