Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pembeli Ricuh Tiket Final Bulu Tangkis Habis, Direktur Ticketing INASGOC Sampai Rela Mengundurkan Diri Jika Hal Ini Terjadi

By Nina Andrianti Loasana - Rabu, 22 Agustus 2018 | 15:37 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, bersalaman dengan HS Prannoy usai berlaga di babak perempat final kategori beregu putra Asian Games 2018 antara Indonesia dan India, di Istora Senayan, Jakarta, Senin (20/8/2018). ( INASGOC )

Adu mulut dan kericuhan sempat terjadi di tiket booth tiket final pertandingan bulu tangkis Asian Games 2018.

Kericuhan terjadi setelah tiba-tiba, panitia mengatakan bahwa tiket untuk sesi kedua atau pertandingan final beregu putra telah habis.

Warga yang telah mengantre langsung mengerubungi panitia.

"Ini serius, masa sudah habis. Itu kapasitas Istora 7.000-an, tapi ini 800 tiket sudah habis. Maksudnya apa?" teriak warga.

Warga yang sudah mengantri sejak pukul 5 pagi mengaku kesal tiket sudah habis terjual hanya dalam waktu 30 menit dari sejak booth tiket dibuka pada pukul 08.00 WIB.

(Baca Juga: Juergen Klopp Sebut Penyerang yang Cuma Bisa Dijaga oleh Virgil Van Dijk)

Padahal terdapat peraturan bahwa satu orang hanya bisa membeli 2 tiket.

Ketidakjelasan mengenai jumlah dan ketersediaan tiket membuat para pembeli ricuh dan mengerubungi booth penjualan tiket.

Keributan terus berlanjut, hingga Direktur Ticketing Inasgoc Sarman Simanjorang turun tangan dan memberi klarifikasi pada para pengantre.

Dalam video yang diunggah oleh salah satu pembeli, Bintang Febriyan, Sarman tampak memberi penjelasan soal tiket yang sold out pada warga yang ricuh berkerumun di depan loket.

"Tiket sudah habis. Kapasitas Istora ada sekitar 7600 tapi menurut kriteria OCA kami harus menyediakan kursi untuk broadcast, media dan sponsor," ucap Sarman.

Warga yang kecewa kemudian menuntut Sarman menjelaskan jumlah kursi yang diberikan pada broadcast, media dan sponsor.

"Jumlahnya sekitar 3 ribu," kata Sarman.

"Wah ga mungkin pak, ga sampe, banyak banget itu kursi yang kosong, calo tuh pasti calo," teriak warga dengan marah.

Sarman pun kemudian menjelaskan bahwa memang jumlah tersebut benar adanya.

Sarman bahkan mengaku siap mengundurkan diri jika Istora kosong saat laga final.

"Katanya kalau nanti pada saat Indonesia main penontonnya kosong, saya diminta mengundurkan diri, saya akan bertangggung jawab akan hal itu," kata Sarman.

Menurut Bintang, setelah kejadian tersebut banyak warga warga masih kekeuh mengantri meski tiket sudah diumumkan habis.

Sementara Bintang sendiri akhirnya terpaksa membeli tiket melalui calo.

Tiket VIP yang aslinya seharga 800 ribu rupiah, ia beli dengan harga 1,2 juta rupiah.

(Baca Juga: 46 Kali Lipat Lebih Mahal, Cristiano Ronaldo Dipermalukan Pemain Muda)

Bintang pun berharap penjualan tiket cabor penting dan populer seperti bulu tangkis lebih banyak dilakukan secara online untuk menghindari kericuhan.

"Seharusnya mayoritas tiketnya dilepas secara online. Sangat bahaya kalau jual on the spot dengan membiarkan massa yang begitu banyak berkumpul untuk beli tiket," tutup Bintang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P