Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pegulat nasional, Papang Ramadhani, mengeluhkan minimnya jam terbang atlet-atlet gulat Tanah Air sehingga tidak bisa berbuat banyak di pentas internasional.
Pegulat berusia 25 tahun ini tidak bisa melangkah lebih jauh dari babak perempat final nomor 130 kilogram gaya greco-roman cabang gulat Asian Games 2018.
Bertanding di Assembly Hall, JCC Senayan, Rabu (22/8/2018), ia mengalami kekalahan telak 0-8 poin teknikal melawan pegulat asal Kazakhstan, Nurmakhan Tinaliyev.
Asian Games 2018 merupakan pengalaman pertama Papang bertanding di pentas gulat internasional.
(Baca Juga: Voli Indoor Asian Games 2018 - Pukulan Keras Aprilia Manganang Bikin Hong Kong Terkapar)
Berat badannya yang hanya 110 kilogram, sedangkan lawan yang dihadapi memilih berat di atasnya.
Dua faktor tersebut menjadi alasan utama yang menyebabkan Papang tak bisa berbuat banyak dan akhirnya menyerah di babak perempat final.
"Buat saya, itu adalah pertandingan berat. Saya bukan hanya kalah pengalaman, berat badan pun jauh berbeda," kata Papang Ramadhani kepada BolaSport.com.
"Perbedaan terbesar tentu dari segi pengalaman. Jika kami memiliki banyak jam terbang, pelatih tentu bisa mengevaluasi kekurangan-kekurangan kami," ujar dia.
Selain Papang, tiga wakil Tanah Air lainnya, yakni Andika Sulaeman yang turun di nomor 77 kg gaya greco-roman kandas di babak 16 besar seusai dikalahkan Bilan Nagiev dengan skor 0-9 poin teknikal.
Ashar Ramadhani yang tampil di babak perempat final kelas 97 kg greco-roman juga mengalami kekalahan telak 0-8 poin teknikal melawan Ali Akbar (Iran).
Kekalahan ketiga pegulat Tanah Air itu pun membuat asa Indonesia mendulang medali pupus.
Setelah kekalahan ketiganya, tak ada lagi wakil Tanah Air di cabang gulat yang masih berpeluang memenangi medali.