Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menembak Asian Games 2018 - 3 Masalah Krusial Buat Atlet Menembak Masih Nihil Medali

By Any Hidayati - Sabtu, 25 Agustus 2018 | 08:40 WIB
Pertandingan menembak nomor 10 meter air rifle putra di Jakabaring Sport City, Palembang, Senin (20/8/2018). (ANY HIDAYATI/BOLASPORT.COM)

Cabang olahraga menembak tengah menghadapi masa krusial di tengah gempita Asian Games 2018 yang berlangsung di Shooting Range Jakabring, Palembang, Sumatra Selatan.

Hingga memasuki hari keenam pada Jumat (24/8/2018), belum ada satu pun medali yang disumbangkan oleh menembak di Asian Games 2018.

Manajer tim nasional menembak, Sarozawato Zai, mengungkapkan kepada Bolasport.com jika hasil ini di luar perkiraan.

"Semua, hampir semua nervous. Dan ini juga di luar perkiraan kami," ujar Sarozawato Zai.

Pria yang akrab disapa Zai ini tak menyangka mengapa demam panggung bisa menghinggapi Muhammad Naufal Mahardika dkk.

(Baca Juga: Asian Games 2018 - 3 Cabor Potensi Medali Emas bagi Indonesia pada Sabtu 25 Agustus 2018)

"Semestinya adik-adik ini tidak ada rasa gugup karena di rumah sendiri, di lapangan tembak sendiri, dan di negara sendiri." kata Zai.

Ia pun berpendapat jika ada tiga alasan krusial yang dihadapi para atlet tembak ketika tampil di Asian Games 2018.

"Hanya saja, mungkin gini. Kan adik-adik ini masih muda jadi mental tandingnya belum matang sekali," ucap Zai.


Atlet menembak nasional, Muhammad Naufal Mahardika, persembahkan medali emas ke-10 untuk Kontingen Indonesia pada SEA Games 2017.(ISTIMEWA)

Selain pemain senior, skuat menembak Indonesia pun diisi oleh pemain muda salah satunya Naufal yang saat ini baru berusia 17 tahun.

Naufal yang sukses menyabet medali emas SEA Games Kuala Lumpur 2017 gagal masuk ke putaran final 10 meter air rifle putra karena berada di urutan ke-23.

"Dan mematangkan mental kan enggak segampang kelihatannya karena bicara mental dan psikologi tanding."

(Baca Juga: Jadwal dan Link Streaming Bulu Tangkis Asian Games 2018 Sabtu 25 Agustus 2018 - Penuh Big Match)

Selain mental dan psikologi tanding, Zai juga menyoroti minimnya jam terbang para atlet muda Indonesia.

"Dan jam terbang atlet-atlet kami kurang. Kalau di Kejurnas memang iya (banyak jam terbang) tetapi ini kan level dunia dan para saingan juga adalah petembak-petembak level dunia yang ada di Asia," kata Zai memungkasi.

Kesempatan terakhir Indonesia meraih medali di cabor menembak kini tinggal di nomor 10 meter running target, 25 meter rapid fire pistol, skeet putra, dan skeet putri yang berlangsung hingga Minggu (26/8/2018).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P