Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemenangan pelari maraton berkebangsaan Bahrain, Rose Chelimo, di nomor lari maraton Asian Games 2018 ternyata diikuti dengan keluhan sang atlet mengenai kondisi Kota Jakarta.
Rose Chelimo berhasil menjadi yang tercepat di ajang lari maraton dengan jarak kurang lebih 42 kilometer, Minggu (26/8/2018).
Chelimo berhasil finis terdepan dan meraih medali emas, mengalahkan Keiko Nogami (Jepang) dan Kim Hye-song (Korea Utara) yang finis kedua dan ketiga.
Akan tetapi, kemenangan Rose Chelimo ternyata diikuti dengan sebuah keluhan tentangnya.
(Baca Juga: Asian Games 2018 - 5 Cabor Ini Cetak Sejarah dengan Dapatkan Medali Emas Pertama)
Usai berlari selama dua jam lebih 34 menit dan 51 detik, Chelimo menilai bahwa cuaca di Jakarta tidaklah bersahabat.
Bagi Rose Chelimo, cuaca panas Jakarta terasa lebih parah dibandingkan negaranya, Bahrain.
Bahkan, Juara Dunia Lari Maraton 2017 ini mengaku kesulitan bernafas selama berlomba.
"Itu buruk, itu terlalu panas. Aku merasakan sesuatu di tenggorokanku juga. Udara di sini (tidak baik dibandingkan di Bahrain), Anda merasa sulit bernapas," ucap Rose Chelimo dikutip BolaSport.com dari laman AFP.
(Baca Juga: 7 Hari Asian Games 2018, Medali Emas Tak Pernah Luput dari Atlet-atlet Indonesia)
Hanya saja, Chelimo memiliki motivasi yang cukup untuk mengakhiri lomba dan menjuarainya.
“Saya merasa tidak akan menyelesaikannya, tetapi saya menemukan semangat dan harapan untuk terus berlari," ucap Rose Chelimo.
Dilansir BolaSport.com dari AFP, sebenarnya, Bahrain dan Jakarta memiliki suhu yang tidak jauh berbeda.
Pada pagi hingga siang hari, rata-rata suhu di Bahrain dan Jakarta berkisar antara 33-36 derajat celsius.