Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada masanya di mana penggemar game hanya dianggap sebagai orang-orang yang hanya bisa membuang-buang waktu menekuni sesuatu yang tidak berguna.
Tetapi, anggapan itu sekarang sudah bisa dikesampingkan karena ada jalur positif yang dapat dilalui oleh para gamer.
Jalur itu adalah electronic sports atau eSports.
Bermain game kini dapat disalurkan menjadi cabang olahraga yang bisa membawa harum nama negara.
Keberadaan gamer seperti mendapatkan pengakuan di level yang lebih tinggi dengan dipertandingkannya eSports di ajang olahraga sebesar Asian Games 2018.
(Baca juga: Sumbang Emas ke Indonesia pada Asian Games 2018, Pria Belanda Ini Ingin Jadi Pelatih Terlama dan Tersukses)
Walaupun masih berstatus cabang ekshibisi, tetap saja masuknya eSports sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 memunculkan kegairahan bagi para gamer.
Sebelum Asian Games 2018, sebetulnya sudah lama eSports mendapatkan pengakuan dengan dipertandingkan di berbagai arena internasional.
Sebut saja eGames, Electronic Sports League, FIFA Interactive World Cup, atau League of Legends World Championship, yang rutin berlangsung sejak awal era 2000-an sampai sekarang.
Entitas-entitas olahraga, seperti klub sepak bola internasional atau yang terbaru adalah ajang balap bergengsi Formula 1, juga memiliki tim atau ajang eSports-nya sendiri.
Banyak figur top olahraga dunia, macam Ruud Gullit dan Fernando Alonso, sekarang ikut mempunyai tim eSports.
Bukan hanya bisa membawa harum nama negara, eSports juga bisa menjadi salah satu karier yang menjanjikan bagi anak-anak muda.
Tidak heran, subjek eSports dalam dunia pendidikan kini mulai dianggap sangat penting.
Beberapa sekolah di dunia sudah menerapkan eSports dalam kurikulum atau program edukasinya.
(Baca juga: Ini Banderol Tiket Cabang eSports Asian Games 2018)
Di Indonesia pun terdapat beberapa sekolah yang sudah menganggap penting eSports bagi anak didiknya.
Berikut adalah beberapa sekolah di dunia yang sudah mulai menjamah eSports seperti dikutip Bolasport.com dari Bobo.grid.id.
1. SMA 1 PSKD
Sejak tahun ajaran 2016/2017, SMA 1 PSKD yang terletak di Jakarta Pusat sudah menerapkan program edukasi eSports untuk murid-muridnya.
Pihak sekolah berharap bahwa setelah lulus dari SMA, mereka bisa bekerja dalam bidang eSports, bahkan bisa mengharumkan nama bangsa.
Nama-nama game seperti DOTA2, Vain Glory, hingga League of Legends masuk dalam program pembelajaran eSports di PSKD.
2. Garnes Vidaregaande Skule
Garnes Vidaregaande Skule adalah sebuah SMA di negara Norwegia.
Mereka menjadi salah satu sekolah yang berani memasukkan eSports dalam kurikulumnya.
Murid-murid di sekolahnya diwajibkan untuk belajar eSports setidaknya 5 jam dalam setiap minggu.
3. Columbia College
Columbia College adalah sebuah universitas di Amerika Serikat yang berani mengubah ruang ganti para pemain sepak bolanya menjadi ruangan penuh dengan komputer dan alat-alat penunjang gaming lainnya.
Salah satu petinggi Columbia College mulai memikirkan tentang eSports saat ia ditantang oleh salah satu muridnya untuk bermain game.
(Baca juga: BREAKING NEWS - Pasangan Tenis Christopher/Aldila Raih Medali Emas bagi Indonesia)
4. University of California
University of California merupakan salah satu universitas negeri di Amerika Serikat yang telah memasukkan kurikulum eSports kepada para mahasiswa dan mahasiswinya.
Pengembang game Fortnite, Riot Games, mendukung program ini dan mendonasikan uang untuk kampus tersebut.
Salah satu bentuk dukungan Riot Games adalah membuat semacam warung internet atau warnet yang dilengkapi dengan PC tercanggih.
5. Bina Bangsa
Bina Bangsa adalah sekolah yang terletak di Malang.
Sekolah ini sudah menerapkan kurikulum eSports dan bahkan menilai industri game secara sangat positif.
Pihak sekolah menyadari bahwa dengan bermain game, anak-anak murid dapat belajar dalam mengatur waktu istirahat dan melatih gameplay mereka.