Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemenuhan Nutrisi Atlet dan Ofisial Jadi Salah Satu Faktor Sukses Asian Games 2018

By Wisnu Nova Wistowo - Rabu, 29 Agustus 2018 | 20:43 WIB
Suasana makan malam atlet dan ofisial Asian Games 2018 di Wisma Atlet, Kemayoran, Rabu (29/8/2018). (INASGOC)

 Ajang Asian Games (AG) bukan hanya sekadar pertandingan dan persaingan cabang olahrraga atlet antar negara. Berbagai hal non-teknis pun menjadi salah satu faktor suksesnya sebuah ajang digelar.

Salah satunya ialah perihal pemenuhan nutrisi atlet dan ofisial. Menyiapkan menu makan untuk sekitar 13 ribu atlet yang berlomba di Jakarta dan Palembang, bukanlah perkara mudah.

Tantangan tersebut merupakan urusan PT Gobel Dharma Sarana Karya (GDSK), pemegang hak katering utama AG 2018.

"Tantangan pertama tentang keamanan pangan yang terpenting. Indonesia dianggap standar keamanan pangan yang sedikit rendah. Kita wajib ada sistem keamanan pangan terjamin. Sejak persiapan kita screening, supplier makanan selalu kita evaluasi. Kendaraan pengangkut pun harus standar keamanan pangan,” ujarnya Regi Datau, Direktur Utama PT GDSK, Senin (27/8/2018).

Regi menambahkan bahwa pihaknya menyediakan setidaknya 49 ribu porsi makanan setiap hari, mulai sarapan hingga makan malam.

(Baca Juga: US Open 2018 - Sukses Atasi Grogi, Roger Federer Melangkah ke Babak Berikutnya)

 

Regi juga ingin para atlet maupun ofisial tak kekurangan nutrisi dan asupan makanan agar berlangsungnya AG berjalan lancar.

“Waktu persiapan terbilang mepet. Kita  harus bisa memenuhi layanan atlet saat ke wisma atlet. Di Wisma Atlet Kemayoran saja kita setiap harinya harus menyiapkan 20 ribu porsi," ucapnya.

Demi menyukseskan ajang empat tahunan tersebut, Regi menuturkan sebelum AG digelar pihaknya sudah merekrut sebanyak seribu karyawan baru untuk Jakarta dan Palembang.

“Jumlah tersebut belum termasuk Volunteer yang disiapkan oleh INASGOC," ujar Regi.

Menu otentik khas Timur Tengah pun terus disiapkan Regi. Soalnya, terdapat 45 negara peserta yang memiliki perbedaan budaya makanan.

"Contohnya India, kami kerjasama dengan koki India begitu juga dari Timur Tengah, jadi atlet tersebut nyaman dengan selera makannya," ujar Regi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P