Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bandung Mawardi: Tidak Ada Buku Bacaan Mengenai Sejarah Arseto Solo untuk Anak Jaman Sekarang

By Eko Isdiyanto - Sabtu, 1 September 2018 | 21:13 WIB
Bandung Mawardi, pada acara Kausa Kridha bertajuk Meniti Kejayaan Olahraga di Kota Surakarta, bertempat di Gedung Monumen Pers Surakarta, Sabtu (1/9/2018). (EKOISDIYANTO/BOLASPORT.COM)

Arseto Solo merupakan salah satu klub sepak bola Indonesia yang meninggalkan banyak sejarah karena prestasinya.

Kiprah Arseto Solo di jagat sepak bola Indonesia kini hanya menyisakan bangunan tua bekas mes pemain dan pelatih.

Setelah klub rakasa di Jawa Tengah itu bubar, bangunan tersebut sempat dipakai oleh Diklat Arseto.

Berbagai prestasi ditorehkan oleh Arseto Solo ketika mengarungi kompetisi sepak bola di Indonesia.

Setelah menjadi juara turnamen Invitasi Perserikatan dan Galatama pada 1987, Arseto sukses menjuarai Galatama pada 1992.

(Baca juga: Perjuangan Atlet Indonesia pada Asian Games 2018 Cerminan Misi PON Pertama di Kota Solo)

Bermodalkan pemain seperti, Eddy Harto, Ricky Yakobi, Arseto Solo menjelma menjadi sosok klub sepak bola yang disegani para lawan.

Namun, memasuki era digital sekarang ini, banyak generasi milenial yang kurang mengetahui mengenai sejarah Arseto Solo.

Bandung Mawarni mempunyai pendapat tersendiri mengenai fenomena tersebut.

Hal itu diutarakan oleh penulis tersebut pada sebuah acara yang diselanggarakan oleh Gechiephoria bertajuk Kausa Kridha Surakarta pada Sabtu (1/8/2018).


Bandung Mawardi, pada acara Kausa Kridha bertajuk Meniti Kejayaan Olahraga di Kota Surakarta, bertempat di Gedung Monumen Pers Surakarta, Sabtu (1/9/2018). (EKOISDIYANTO/BOLASPORT.COM)

(Baca juga: Kisah Menarik Pebulu Tangkis Hong Kong, Vincent Wong Wing Ki, dan Pulau Jawa)

"Dari tahun 1940 dan '50-an, banyak bacaan memuat cerita-cerita tentang sepak bola disitu adah tokoh-tokoh dan nama pemain, anak-anak diberikan hak istimewa bermain sepak bola di lapangan yang mereka miliki di desa," kata Bandung Mawardi.

Edukasi pada sejarah menjadi sorotan utama mengapa generasi saat ini tidak banyak yang mengetahui mengenai Arseto Solo.

"Sekarang ini berbeda, jadi kalau kita menanyakan mengapa anak generasi sekarang tidak mengetahui sejarah Arseto Solo, ya karena tidak ada bacaan mengenai hal itu," kata Bandung Mawardi lagi.

"Pengetahuan mereka terhenti di televisi atau main games," imbuhnya.

(Baca juga: James Milner Ungkapkan Alasan Baru Memiliki Akun Media Sosial)

Penulis tersebut juga menyayangkan bahwa anak-anak generasi saat ini lebih memilih mengenal sepak bola luar negeri ketimbang dalam negeri.

Menurut Bandung, mengetahui sepak bola tidak hanya melalui tulisan pada media.

Namun, juga melalui literature yang menuliskan sejarah mengenai sejarah sepak bola tersebut, termasuk sejarah tentang Arseto Solo.

(Baca juga: Tingginya Kebangetan, Yao Ming Harus Menunduk saat Melewati Pintu Hall Basket Senayan)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P