Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Basket Asian Games 2018 - Pelatih China Ungkap Strategi Kemenangan atas Iran di Final

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 2 September 2018 | 00:08 WIB
Duo pemain klub NBA, Zhou Qi dari tim basket China berebut bola dengan pebasket tim basket Filipina, Jordan Clarkson (kanan) pada dua basket putra Asian Games 2018 di Hall A, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, 21 Agustus 2018. ( ANTARA FOTO/INASGOC/Dwi Oblo )

Pelatih tim basket putra China, Li Nan, mengungkap strategi kemenangan atas Iran pada laga final basket 5×5 Asian Games 2018.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (1/9/2018) itu, China berhasil mengalahkan Iran dengan skor 84-72.

Kemenangan tim putra China tersebut begitu istimewa lantaran sukses mengawinkan medali emas basket 5×5 bersama tim putri.

Beberapa jam sebelumnya, tim basket putri Negeri Tirai Bambu naik ke podium kampiun setelah menundukkan Korea Selatan, 71-65.

Li Nan mengakui, kemenangan skuat besutannya tidak lepas dari strategi untuk membuat pemain andalan Iran, Hamed Haddadi, lelah.

"Kami memulai gim dengan kurang baik. Pertahanan dan serangan kami buruk, tetapi saya tetap menginstruksikan anak-anak untuk terus bergerak dan membuat Haddadi lelah," ucap Li pada konferensi pers pasca-laga.

(Baca Juga: Sepak Takraw Indonesia Ukir Sejarah Baru pada Asian Games 2018)

"Kami tahu dia tidak dalam kondisi bagus. Hal itulah yang menjadi keuntungan bagi kami," kata Li lagi.

Fang Shuo dkk memang sempat kesulitan meladeni permainan Iran yang solid dan trengginas di paint area.

Bahkan, skuat China selalu berada dalam keadaan tertinggal pada dua kuarter awal. China baru bisa membalikkan keadaan pada menit kedua kuarter ketiga.

Rangkaian tembakan tiga angka dan dwipoin mengubah skor dari semula 44-45 menjadi 50-45.

Setelah itu, China selalu bisa memegang kendali permainan atas Iran.

(Baca Juga: Final Rugby 7's Putra Asian Games 2018 - Legiun Asing Hong Kong Tebas Jatuh Perlawanan Samurai Jepang)

Di sisi lain, Iran yang memang cuma mengandalkan Hamed Haddadi tak mampu menemukan solusi ketika pebasket berusia 33 tahun itu mulai merasa kelelahan.

Situasi dalam tim Iran semakin buruk saat para pemain mereka kerap bermain kasar sehingga melakukan pelanggaran terhadap pemain-pemain China.

Tekanan psikologis inilah yang dimanfaatkan dengan optimal oleh Li Nan.

Li yang berhasil mengatur ritme permainan timnya hingga laga tuntas pun memastikan keping medali emas menjadi milik dia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P