Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Atlet sepak takraw putri Indonesia, Lena dan Leni, menutup perjalanan mereka pada Asian Games 2018 dengan mengoleksi dua keping medali perunggu.
"Sebenarnya sedih mendapat perunggu. Saya lebih senang menjadi bagian dari negara peserta daripada tuan rumah karena hanya mendapat jatah turun di dua nomor," kata Lena dalam wawancara dengan media, termasuk BolaSport.com.
"Tetapi, disyukuri saja karena kami sudah habis-habisan di babak penyisihan," ucap Lena.
Kisah hidup Lena dan Leni yang berasal dari keluarga tidak berada menjadi bahan perbincangan akhir-akhir ini.
Meski begitu, pemain asal Indramayu ini tetap tidak malu mengakuinya.
"Kami sempat ditawari jadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) supaya bisa lanjut ke SMP. Demi biaya sekolah, kami membantu mencuci piring di kantin sekolah," ujar Lena yang merupakan sang kakak.
Selepas SMP, sepak takraw menjadi cabang olahraga pembuka jalan bagi keduanya.
"Kami sebenarnya senang olahraga. Semua cabang kami pelajari. Mulai dari voli, sepak bola, dan futsal. Kami memilih sepak takraw karena melihat peluangnya," aku Lena.
"Olahraga ini sepi peminat karena cukup sulit mempelajarinya. Tetapi, kami tekuni demi bisa sekolah dan mendapat beasiswa," tutur Lena.
(Baca juga: Sepak Takraw Asian Games 2018 - Novrizal Persembahkan Medali Emas untuk Almarhum Anak Ke-2)
Menurut Lena, pendidikan sangat penting demi mendapat kehidupan yang lebih layak. Lena dan Leni akhirnya mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Wiraloda Indramayu pada 2009.
Di sela kesibukan berlatih dan mengikuti kompetisi, peraih medali emas pada PON 2016 itu mampu menamatkan kuliah pada 2013.
Lena dan Leni juga sudah merasakan tampil pada Asian Games sejak 2010.
"Setelah Asian Games 2018 kami berencana pensiun meskipun kami masih penasaran ingin meraih medali emas," ucap Lena.
"Tetapi, kami sebentar lagi berumur 29 dan kami jadi patokan teman-teman di angkatan kami. Kalau memang ada jodoh, kami akan menikah," ujar Lena.
Lena dan Leni sekarang sudah mendapat kehidupan yang lebih baik. Namun, mereka bertekad tidak melupakan asal-usul keluarga mereka.
(Baca juga: Volunteer Ini Rasakan Asian Games dan Akan Jadi Saksi pada Asian Para Games 2018)
"Soal perlakuan lingkungan sekitar yang berbeda kepada kami saat dulu dan sekarang, kami biasa saja," ucap Lena.
"Yang terpenting, kami menjaga diri supaya tidak sombong. Kami hanya orang biasa. Kami ingat dulu seperti apa. Orangtua kami juga masih seperti dulu, normal-normal saja," aku Leni.
Tim sepak takraw Indonesia menutup perjalanan pada Asian Games 2018 dengan raihan satu medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu.