Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eks petenis nomor satu dunia dari Rusia, Maria Sharapova, menilai kekalahan dari Carla Suarez Navarro pada babak 16 besar alias perdelapan final US Open 2018 bukanlah hal terburuk dalam perjalanan kariernya.
Dilansir BolaSport.com dari BBC, Selasa (4/9/2018), Maria Sharapova menyebut masa remaja dengan "beberapa ratus dolar AS" dan "tidak mengetahui masa depan" adalah periode terberat dalam karier tenisnya.
"Yang paling menantang (dalam perjalanan karier saya) adalah ketika masih berusia remaja dan cuma punya beberapa ratus dolar AS serta tidak mengetahui masa depan," ucap Sharapova.
(Baca juga: Marcus Fernaldi Gideon Akui Baru Yakin 75 Persen Lolos Olimpiade 2020)
"Anda tidak tahu di mana Anda akan berakhir. Anda cuma punya mimpi. Hal itu jauh lebih sulit dibanding berusia 31 tahun dan memiliki kesempatan untuk melakukan apapun yang saya mau dalam hidup," kata Sharapova lagi.
Nama Sharapova melambung setelah menjuarai turnamen Grand Slam tertua di dunia, Wimbledon, pada tahun 2004.
Kala itu, Sharapova baru berusia 17 tahun.
Dia lalu melanjutkan perjalanan karier tenisnya dengan meraih titel kampiun pada tiga turnamen Grand Slam lainnya yakni Australian Open, French Open, dan US Open dalam kurun waktu 10 tahun berikutnya.
Perjalanan karier Sharapova mulai terguncang ketika dia dijatuhi hukuman larangan bertanding selama 15 bulan setelah terbukti mengonsumsi meldonium, salah satu substansi yang masuk dalam daftar doping.