Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Conor McGregor dikenal sebagai salah satu petarung Ultimate Fighting Championship (UFC) yang paling sukses dan terkenal dalam ajang seni bela diri campuran tersebut (mixed martial arts/MMA).
Selain tangguh dalam octagon, Conor McGregor juga dikenal sebagai petarung yang sering memprovokasi lawan-lawannya melalui trash talk dan psy war.
Kebiasaan McGregor tersebut sempat dianggap melampaui batas tatkala dirinya membuat onar media day UFC 223 yang digelar April 2018.
Saat itu Conor McGregor, dan rekan-rekannya, berulah dengan melemparkan pagar pembatas ke arah bus yang di dalamnya terdapat sejumlah petarung UFC.
Atas tindakannya tersebut, pria asal Republik Irlandia ini sempat ditahan selama sehari sebelum akhirnya dilepas oleh pihak Kepolisian New York.
Pada persidangan akhir yang digelar beberapa bulan setelahnya, Conor McGregor pun "hanya" dijatuhi hukuman berupa kerja sosial selama lima hari.
(Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Siap Kubur Era Kejayaan Conor McGregor Sebelum Mengincar Target Selanjutnya)
Pada sisi lain, ulah Conor McGregor pada April 2018 lalu ternyata menimbulkan rasa trauma bagi salah satu petarung wanita UFC, Rose Namajunas.
Bahkan pelatih Namajunas, Trevor Wittman, pun mengungkapkan jika pemegang sabuk UFC Women's Strawweigt Championship itu masih merasa takut meski hanya untuk keluar rumah.
"Rasa trauma itu masih ada. Rose bahkan tidak pernah pergi ke ruang publik lagi," tutur Wittman dikutip BolaSport.com dari MMA Mania.
"Ketika berada di ruang publik dan terdapat banyak orang di sana, dia akan berpikir seperti 'Oh Tuhan, apa yang akan terjadi?'," katanya melanjutkan.
Wajar jika Rose Namajunas merasa trauma karena perempuan 26 tahun itu berada dalam rombongan bis yang diserang oleh Conor McGregor cs.
Pada saat itu Namajunas berada di dalam bus karena menjadi salah satu petarung yang akan mengikuti media day UFC 223.