Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sprinter putri Indonesia, Dedeh Erawati, memastikan satu tempat di final 100 meter kategori I (Usia 35-39 tahun) Kejuaraan Dunia Masters 2018 setelah menduduki peringkat dua semifinal seri II yang digelar Kamis (6/9/2018).
Dalam babak tersebut, Dedeh Erawati mencatatkan waktu 12,77 detik.
Menurut pelatih Dedeh, Fahmy Fachrezzy, hasil itu sesuai dengan rencananya.
“Dalam semifinal tadi, saya memang mencoba agar Dedeh keluar starting block sampai fase setengah lintasan (50 meter). Tujuannya, tidak lain untuk menyimpan energi,” kata Fahmy, kepada BOLA, di Stadion Ciudad de Malaga, Spanyol.
Dalam fase block itu, sprinter perlu mengerahkan tenaga, keseimbangan, koordinasi, dan akselerasi.
Sehingga, fase block merupakan hal utama dalam mendapatkan momentum kecepatan maksimum.
(Baca Juga: Menengok Stadion Pembinaan Malaga U-16)
Biasanya, fase block hanya dilalui sepanjang 30 meter lintasan saja. Meski demikian, Dedeh sendiri sebenarnya membuka badan di lintasan 30 meter. Hanya saja, di titik 50 meter, ia menahan kecepatan.
“Jika kami habiskan tenaga di semifinal, itu tidak ada gunanya. Buat apa? Kami hanya perlu memastikan diri mendapat slot final,” ujarnya.
Seandainya menghabiskan energi di seluruh lintasan, seorang sprinter memerlukan waktu seharian untuk recovery.
Sementara partai final 100 meter putri digelar di hari yang sama, pada pukul 20.19 waktu Spanyol.
(Baca Juga: Dedeh Erawati Lolos Kualifikasi Kejuaraan Dunia Masters 2018)
Sementara itu, pesaing Dedeh asal Inggris, Lucy Evans, berhasil menduduki peringkat pertama dalam semifinal tersebut.
Di mata Fachmy, Lucy memiliki karakter berlari yang berbeda dengan Dedeh.
“Lucy punya gerakan kaki yang cepat. Sementara Dedeh unggul dalam jarak langkah,” kata dia.
Sprinter Inggris itu adalah pesaing baru bagi Dedeh. Kedua pebalap tersebut baru pertama kali bertemu di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018.
Namun, dalam partai final, sprinter yang masih memiliki energi berpeluang besar memenangi lomba.