Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat ini, Indonesia memiliki trio tunggal putra sebagai harapan untuk berprestasi, termasuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa merupakan tiga pendekar tunggal putra Indonesia saat ini di cabang bulu tangkis.
Di Asian Games 2018, memang nama Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang mencuat ke permukaan.
Jonatan Christie menjadi pembicaraan publik karena berhasil menyabet medali emas tunggal putra Asian Games 2018.
Nama Anthony Sinisuka Ginting ngetop setelah permainan habis-habisan hingga cedera sebagai tunggal pertama di kelompok beregu putra Asian Games 2018.
Anthony pun mencapai semifinal tunggal putra di cabang perseorangan.
(Baca Juga: Kevin Sanjaya yang Tak Pernah Diam)
Dua nama itu seolah menenggelamkan potensi Ihsan Maulana sebagai tunggal ketiga Indonesia di Asian Games 2018.
"Jangan salah, gaya bermain Ihsan itu termasuk spesial. Banyak pemain yang tidak berhadapan dengan Ihsan, termasuk rekannya di dalam negeri," ucap Yoppy Rosimin, Ketua PB Djarum, kepada BolaSport yang menemuinya di Kota Kudus, Jawa Tengah, pada Kamis (6/9/2018).
Bila Anthony Sinisuka Ginting terkenal dengan permainan net yang mulus, power Ihsan Maulana adalah senjata yang bisa mematikan lawan-lawannya.
"Perkembangan Ihsan sempat terkendala cedera. Hal seperti ini yang kadang sulit dihindari dan mengganggu karier pemain," kata Yoppy Rosimin lagi.
Pria kelahiran Kota Tasik pada 18 November 1995 ini sempat mendapat perhatian ketika mengalahkan jagoan China, Lin Dan, di turnamen Malaysia Masters 2018 pada Januari 2018.
Namun, publik masih menunggu prestasi di turnamen bergengsi dari Ihsan.
Sebagai bagian dari pembina bulu tangkis di Indonesia, Yoppy Rosimin yakin Ihsan yang kini berusia 22 tahun akan segera "mentas" ke panggung elite bulu tangkis dunia.
"Saya yakin, Ihsan hanya butuh satu kali menjadi juara di turnamen kecil tahun ini untuk kemudian lepas landas menjadi atlet kelas dunia," ujar Yoppy.
Modal Ihsan untuk menjadi atlet kelas dunia dianggap cukup selama fokus di lapangan, kondisinya bugar, dan tidak terganggu cedera.