Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putra Thailand, Khosit Phetpradab, mengungkapkan alasan di balik kekalahannya pada final Japan Open 2018, Minggu (16/9/2018).
Phetpradab gagal mencicipi podium pertama Japan Open 2018 seusai kalah 14-21, 11-21 dari tunggal putra tuan rumah Jepang, Kento Momota, di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.
Pebulu tangkis 24 tahun mengaku jika Japan Open 2018 yang berlangsung pada 11-16 September telah menguras banyak tenaga.
"Saya tidak memiliki cukup banyak stamina," ujar Phetpradab seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Spirit.
Alasan ini cukup masuk akal karena perjalanan Phetpradab hingga ke final Japan Open 2018 bukanlah perkara mudah.
Pada babak pertama, Phetpradab harus menghadapi unggulan ke-2 sekaligus juara All England Open 2018 asal China, Shi Yuqi.
Phetpradab menang 21-18, 24-22 setelah melewati pertandingan yang berlangsung selama 48 menit.
Pada babak kedua, Phetpradab berjumpa perwakilan Belanda, Mark Caljouw, dan menang 21-14, 21-18 dalam tempo 43 menit.
(Baca Juga: Tim Voli Putri China No.1 Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?)
Pertandingan terpanjang Phetpradab selama Japan Open 2018 terjadi di perempta final kala berjumpa Chen Long (China).
Phetpradab butuh waktu 61 menit untuk menaklukkan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tersebut dengan skor 21-19, 24-22.
Pada babak semifinal, Phetpradab harus menghadapi Lee Dong-keun dari Korea Selatan selama 55 menit untuk menang 21-12, 21-16.
Tak heran jika pada partai puncak yang berlangsung selama 49 menit, stamina Phetpradab menurun dan kalah dengan skor cukup telak.
"Saya cukup gugup, tetapi saya ternyata bisa melakukan yang lebih baik daripada yang saya pikirkan," kata Phetpradab mencoba untuk tetap berpikir positif.
(Baca Juga: Meski Kalah di Final, Khosit Phetpradab Punya 5 Catatan Positif Selama Japan Open 2018)
Dengan hasil yang mengesankan selama Japan Open 2018, Phetpradab berharap bisa menjadi bagian dari ajang multiolahraga terbesar dunia yaitu Olimpiade.
"Saya akan berjuang menuju Olimpiade," kata Phetpradab.
Setelah Japan Open 2018, Phetpradab akan menghadapi turnamen yang tak kalah sulit yaitu China Open.
Lawan pertama Phetpradab adalah tunggal putra peringkat satu dunia saat ini Viktor Axelsen (Denmark).