Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berbicara tentang dunia bola basket putri di Indonesia rasanya tak akan jauh-jauh dari klub yang tampil begitu dominan dalam beberapa tahun terakhir, yakni Surabaya Fever.
Klub yang berbasis di Kota Pahlawan itu mulai menunjukkan tajinya sebagai salah satu tim basket putri terbaik saat menjuarai turnamen inaugural WNBL pada 2012.
Sempat terbendung oleh "kesaktian" Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta (juara WNBL 2012-2013 dan 2013-2014), Surabaya Fever mampu tampil dominan pada musim-musim selanjutnya.
Bermaterikan beberapa pemain langganan timnas, Fever mampu tampil menjadi juara dalam empat musim beruntun dalam kompetisi basket putri Indonesia yang terus berganti format.
Ya, semua gelar itu diraih oleh Surabaya Fever saat kompetisi terus berganti format dalam empat edisi terakhir, yakni WNBL (2014-2015), WIBL (2016), Kompetisi Basket Putri Profesional (2017), dan Srikandi Cup (2017-2018).
Namun dominasi itu tampaknya harus terhenti pada musim selanjutnya lantaran Fever memutuskan mundur dari ajang Srikandi Cup musim 2018-2019.
Melalui surat tertanggal 25 September 2018, Christoper Tanuwidjaja menyatakan jika Surabaya Fever memutuskan mundur dari kompetisi basket putri profesional di Indonesia itu.
(Baca Juga: Pemanasan Musim Baru, 5 Tim Basket Indonesia Tampil pada Piala Raja 2018 di Jogja)
Dari informasi yang didapat BolaSport.com, mundurnya Fever ini tak lepas dari penunjukkan Christopher sebagai manajer Timnas Putri Indonesia dalam ajang SEA Games 2019.