Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tiga atlet paralayang yang sudah ditemukan meninggal dunia akibat gempa Palu, Sulawesi Tengah, berhasil diidentifikasi dengan cara yang berbeda-beda.
Ketiga atlet paralayang yang sudah ditemukan di bawah reruntuhan Hotel Roa-Roa yaitu Gleen Mononutu, Petra Mandagi, dan Ardi Kurniawan.
Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) sudah mengonfirmasi bahwa dua korban Gempa Palu, Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, ditemukan pada Senin (1/10/2018).
Sementara itu, Ardi Kurniawan ditemukan keesokan harinya yaitu pada Selasa (2/10/2018).
Ketiga korban tersebut berhasil diidentifikasi dengan cara yang berbeda.
Petra Mandagi berhasil diidentifikasi melalui cincin bertuliskan nama Stevy yang melekat di salah satu jarinya.
Tim Basarnas bisa mengetahui jenazah tersebut adalah salah satu atlet paralayang Sulawesi Utara karena ada pemberitahuan bahwa Stevy adalah nama istri dari Petra.
Berbeda dengan Petra, Gleen Mononutu bisa diidentifikasi setelah keluarga melihat langsung jenazah atlet paralayang itu.
Perwakilan keluarga yang hadir bisa memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Gleen melalui tanda lahir di kakinya.
(Baca juga: Duka Paralayang Indonesia, Dua Atlet Ditemukan Meninggal Dunia akibat Gempa Donggala)
Kedua jenazah tersebut memang berada berdekatan dan juga ditemukan dompet, tas, dan parasut milik Gleen.
Jenazah Ardi Kurniawan lebih cepat diidentifikasi lewat pakaian yang dikenakannya.
Ardi ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan mengenakan celana bertuliskan "KONI Jawa Timur", institusi yang menaungi Ardi selaku atlet paralayan Jawa Timur.
Hingga saat ini, masih ada tiga atlet paralayang Indonesia dan satu atlet paralayang Korea Selatan yang belum ditemukan setelah gempa Palu.
Gempa 7,4 SR yang mengguncang Donggala dan Palu pada Jumat (28/9/2018) juga mengakibatkan tsunami.