Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Membangun bulu tangkis Jepang menjadi seperti saat ini bukanlah perkara mudah karena sang pelatih Park Joo-bong harus melewati berbagai rintangan selama 14 tahun meniti karier di Negeri Sakura.
Pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut mengatakan jika dirinya harus bernegosiasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan tim bulu tangkis yang tangguh.
Tidak hanya persoalan fisik pemain tetapi juga pola pikir orang-orang berkepentingan di dalamnya serta fasilitas seperti pusat pelatihan nasional atau pelatnas.
"Jadi, pertama-tama saya harus mengubah pola pikir dan tujuan mereka berlatih. Dan itu baru awal dari perjalanan saya karena di Jepang memiliki sistem pelatihan yang berbeda," kata Park seperti dikutip BolaSport.com dari The Star.
Park kemudian menceritakan jika bulu tangkis Jepang awalnya tidak memiliki pelatnas dan setiap pemain berlatih di klub masing-masing yang tersebar di seluruh Jepang.
Karena itu, Park harus berhadapan tidak hanya dengan para pemain tetapi juga seluruh klub bulu tangkis di Jepang.
"Saya ingin para pemain itu diprioritaskan untuk membela tim nasional tanpa membuat klub merasa kehilangan para pemainnya."kata Park melanjutkan.
Usaha Park baru membuahkan hasil di tiga tahun pertama sejak menginjakkan kaki di Jepang setelah Olimpiade Athena 2004.
"Pada tiga tahun pertama kami mulai membangun pelatnas yang mirip dengan Dewan Olahraga Nasional (NSC) yang mana terdapat semua fasilitas seperti medis dan pusat pelatihan," lanjut Park.
Kini para pebulu tangkis Jepang selain memiliki jadwal pelatnas tetapi juga memiliki jadwal bersama dengan klub asal mereka sebelumnya.
"Sekarang para pemain menghabiskan waktu 100 hari untuk latihan di pelatnas kemudian 130 hari untuk kompetisi dan sisanya untuk istirahat termasuk kegiatan bersama tim," kata Park menjelaskan.
Dan setelah 14 tahun jatuh bangun mendirikan pelatnas bulu tangkis Jepang, Park akhirnya sukses mencetak para bintang skaligus mendapat kepercayaan dari klub seantero Jepang.