Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selain bercerita tentang betapa berat masa transisi, pebulu tangkis tunggal putra China, Shi Yuqi, juga mengungkap mengenai titik balik karier bulu tangkisnya pada level senior.
Shi Yuqi menyebut masa setelah Olimpiade Rio 2016 adalah titik balik dari perjalanan karier bulu tangkisnya hingga akhirnya sekarang menjadi pemain tunggal putra nomor 2 dunia.
Juara All England Open 2018 tersebut mengatakan bahwa berbagai gelar turnamen bergengsi hilir mudik setelah Olimpiade Rio 2016.
Gelar pertama Shi pada level bergengsi superseries adalah French Open 2016 di bulan Oktober setelah menang atas wakil Korea Selatan, Lee Hyun-il.
Baca Juga:
"Saya ingat setelah Olimpiade Rio 2016 saya mulai memenangi beberapa gelar," ujar Shi Yuqi yang dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.
"Tahun 2016 adalah saat yang penting bagi saya karena memenangi gelar tersebut," kata dia lagi.
Shi lalu mengatakan bahwa selepas keluar dari masa transisi dan meraih gelar superseries pertama pada tahun 2016, kepercayaan dirinya meningkat.
Kondisi ini tentu berimbas pada performa Shi di lapangan serta peringkat bulu tangkis dunia yang ia miliki sekarang.
Terkini, Shi Yuqi menjadi runner-up French Open 2018.
"Kepercayaan diri saya juga naik hingga akhirnya mencapai level seperti saat ini," kata Shi Yuqi sumringah.
Sepanjang 2016 hingga 2018 salah satu gelar paling bergengsi yang diraih Shi Yuqi adalah All England Open 2018.
Shi Yuqi mengakui jika All England Open adalah salah satu gelar yang sangat ia inginkan dan akhirnya resmi ia bawa pulang tahun ini.
Saat ini Shi tengah bersiap melakoni Fuzhou China Open setelah finis sebagai runner-up French Open 2018 pada Minggu (28/10/2018) di Paris, Prancis.
Fuzhou China Open 2018 yang merupakan turnamen level World Tour Super 750 akan berlangsung pada 6-11 November 2018 dengan memperebutkan total hadiah 700.000 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 10,66 miliar).