Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim bulu tangkis Indonesia yang berlaga pada Kejuaraan Dunia Junior 2018 atau BWF World Junior Championships 2018 juga harus berhadapan dengan kendala non teknis, seperti perbedaan waktu dan cuaca.
Terdapat perbedaan waktu selama 12 jam antara Indonesia dengan Kanada. Di samping itu, cuaca yang cukup dingin, menyentuh nol derajat celcius, menambah tantangan tersendiri buat para atlet.
"Kami memang berangkat lebih awal untuk mengantisipasi jetlag dan cuaca yang dingin karena setidaknya butuh satu sampai dua hari untuk menyesuaikan diri," kata Manajer tim Indonesia, Susy Susanti seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Di sini waktunya tidur kami terbangun, waktunya bangun kami mengantuk. Jadi, kalau tidak cepat menyesuaikan diri pasti susah. Tetapi, di hari ketiga mereka sudah cukup menyesuaikan diri," aku Susy.
Untuk mengatasi hal tersebut, para atlet pun mendapatkan beberapa program khusus dari pelatih fisik. Beberapa aktivitas fisik pun telah disiapkan, di antaranya pemanasan bersama sebelum latihan.
"Perjalanannya cukup jauh kemarin. Jam 6 sore kami sampai Kanada, jadi besoknya anak-anak diperbanyak stretching dan jogging buat pengondisian karena kakinya pasti pegal habis terbang lama," tutur pelatih fisik PBSI yang mendampingi, Yansen Alpine.
Baca juga:
"Semuanya dijaga supaya cepat pulihnya, jadi mereka bisa tidur nyenyak lagi di malam kedua. Dari fisik, yang penting banyak bergerak, apalagi di sini dingin. Makanya sebelum latihan mereka harus benar-benar panas. Dari hari pertama juga kami melakukan pemanasan bersama," ucap Yansen.
Pertandingan beregu Kejuaraan Dunia Junior 2018 akan berlangsung pada 5-10 November 2018 di Markham Pan Am Center, Ontario, Kanada.
Indonesia akan memulai laga pada Senin (5/11/2018 berhadapan dengan Austria dan Macau.