Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

TIO Jadi Alat untuk Mengembangkan Bridge

By Imadudin Adam - Jumat, 16 November 2018 | 06:58 WIB
Ilustrasi olahraga permainan kartu bridge. (PIXABAY)

Bridge merupakan olahraga yang pernah popular pada era 70-80an dan cabang olahraga itu kembali mendapatkan perhatian saat gelaran Asian Games 2018 yang digelar bulan Agustus lalu. Penulis: Tjahjo Sasongko

Ini terlihat dari banyaknya peminat turnamen bridge Telkom Indonesia Open 2018 di Jakarta yang berlangsung 15-17 November 2018 ini.

Hingga saat ini telah 72 tim dari 5 negara yang ikut dalam turnamen yang telah berlangsung sejak 2010 ini, dengan peserta lebih dari 360 orang.

Selain Indonesia, peserta datang dari SIngapura, Perancis, Malaysia dan Australia.

"Kejuaraan ini sebenarnya telah Telkom jalankan selama 12 kali, namun baru terbuka untuk umum mulai 2010. Tahun ini kami perluas lagi dengan mengundang peserta pemain nasional mau pun peserta dari luar negeri," kata ketua panitia, Natigor Sitorus, Kamis (15/11/2018).

Para pemain timnas eks Asian Games yang ikut serta antara lain Denny Sacul, Eddy Manoppo, Ferdy Waluyan dan juga atlet tertua di Asian Games lalu, Michael Bambang Hartono.

Bambang yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PB Gabsi didaulat untuk memberi sambutan pada upacara pembukaan yang berlangsung di Telkom Landmark Tower, Jakarta ini.

Bambang menyambut baik adanya turnamen yang akan menambah jumlah jam terbang kepada para pemain lokal, apalagi dengan adanya peserta dari luar negeri. "Bagi saya yang penting ini adalah  perlu banyak turnamen agar dapat bermunculan bibit-bibit muda serta memberi jam terbang buat pemain muda yang sudah mulai tumbuh," katanya.

Baca juga: Sete Gibernau Akan Kembali Balapan Setelah 10 Tahun Pensiun

"Kami-kami ini yang sudah senior kan sudah dalam perjalanan untuk mundur sebagai pemain." Turnamen Telkom Indonesia Open 2018 ini memang melibatkan  para pemian segala lapisan, dari tim nasional senior, tim putri nasional hingga pada mahasiswa mau pun pelajar. 

Para peserta ini memanfaatkan ajang yang langka ini. Seperti diungkap oleh Faisal, manajer tim Bridge Universitas Padjadjaran, Bandung.

Menurutnya, pihak Unpad mengirim 3 tim mengikuti turnamen ini yang diambil dari para peserta Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) Bridge.

"Kebanyakan peserta sekarang justru anak-anak mahasiswa baru angkatan 2018 yang baru mengenal bridge saat mereka masuk Unpad," kata Faisal, mahasiswa veteran Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) ini.

Menurutnya, para pembina yang terdiri dari alumni dan mahasiswa senior menganggap ajang pertandingan justru dapat memacu para mahasiswa untuk lebih mengenal bridge.

"Selama ini  ajang pertandingan bridge tahunan tidak terlalu banyak. Selain kejurnas mahasiswa, ada UGM yang dua tahunan dan TIO ini," katanya.  Sementara antusias peminat baru di Unpad cukup tinggi.

"Sebenarnya kami dapat jatah latihan itu seminggu tiga kali. Tetapi ini anak-anak baru ini bisa setiap hari nongkrong untuk sekadar berlatih dan bermain bridge di kampus," katanya.

Telkom Indonesia Open 2018 ini menyediakan hadiah total Rp 220 juta.

"Kami berharap setiap tahun jumlah uang hadiah akan meningkat," kata Natigor.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Chelsea terancam dijatuhi hukuman larangan 4 jendela transfer. Bagaimana pendapat kalian? #chelsea

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P