Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seorang atlet biasanya memiliki sosok idola yang menjadi inspirasi dalam perjalanan kariernya, tak terkecuali bagi juara dunia junior nomor ganda campuran 2018 asal Indonesia, Leo Rolly Carnando dan Indah Cahya Sari Jamil.
Leo Rolly Carnando mengaku termotivasi menjadi pebulu tangkis karena sosok Taufik Hidayat, atlet tepok bulu Indonesia yang berjaya pada awal era tahun 2000-an.
Taufik yang pernah mempersembahkan medali emas Olimpiade Athena 2004 dinilai Leo sebagai pebulu tangkis berkarisma dan kemampuan impresif.
"Taufik kalau main itu tenang. Makanya, dulu saya terinspirasi jadi pemain tunggal. Akan tetapi, 5 kali tes di PB Djarum sebagai pemain tunggal nggak pernah lolos," ujar Leo kepada BolaSport.com.
Seiring berjalannya waktu, Leo berhasil menjadi bagian dari PB Djarum. Namun bukan sebagai pemain tunggal layaknya Taufik, melainkan ganda.
Leo tak menyesali fakta tersebut. Sebaliknya, dia terus berupaya mengembangkan diri hingga akhirnya bisa mewakili Indonesia pada Kejuaraan Dunia Junior 2018 bersama Indah.
Tampil di sektor ganda, Leo pun punya idola selain Taufik. Ia mengaku sangat menyukai gaya permainan Hendra Setiawan, pemain ganda putra senior Indonesia.
(Baca juga: Manajer Ingatkan Floyd Mayweather yang Bisa Berakhir Cacat jika Melawan Khabib Nurmagomedov)
Hendra yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan telah mempersembahkan berbagai gelar bergengsi untuk Indonesia, di antaranya juara dunia pada 2013 dan 2015.
Di sisi lain, Indah juga punya pebulu tangkis idola tersendiri, yakni Liliyana Natsir, pemain ganda campuran Indonesia yang berencana pensiun pada tahun 2019.
Liliyana dikenal sukses bersama Tontowi Ahmad lantaran pernah mempersembahkan medali emas Olimpiade Rio 2016.
Indah juga mengaku suka dengan para pemain China. Menurut dia, pebulu tangkis asal Negeri Tirai Bambu itu memiliki ketahanan, konsentrasi, dan mentalitas yang baik.