Petinju kelas berat Inggris, Anthony Joshua , memberikan prediksinya soal duel rekan senegaranya, Tyson Fury, versus Deontay Wilder (Amerika Serikat/AS).
Duel antara Tyson Fury dan Deontay Wilder akan berlangsung beberapa jam lagi di Staples Center, Los Angeles, California, AS.
Pertarungan tersebut bakal memperebutkan sabuk juara dunia kelas berat versi WBC yang saat ini dipegang Wilder.
(Baca Juga: Duel Penyelamatan Diri Tyson Fury dan Deontay Wilder )
Anthony Joshua yang memegang empat sabuk juara dunia kelas berat (WBA Super, WBO, IBF, dan IBO) menjagokan Wilder menang dalam duel nanti.
"Pastinya kemenangan untuk Deontay Wilder ," kata Joshua yang dikutip BolaSport.com dari Dailymail.
"Tyson Fury sudah lama tidak bertarung dan sekarang dia akan bertarung dengan petarung juara. Saya pikir Fury akan kalah," ucap dia melanjutkan.
Memang banyak yang lebih menjagokan Deontay Wilder menang dalam pertarungan nanti.
Sebab, Tyson Fury baru melakoni comeback pada tahun ini setelah dua tahun lebih menepi dari ring tinju .
Kebugaran Fury juga diragukan mengingat setelah tersandung masalah doping, berat badannya naik.
Adapun, pemenang duel Fury versus Wilder nanti diprediksi bisa menjadi lawan Joshua selanjutnya.
Terlebih Anthony Joshua telah mengungkapkan ketertarikannya untuk bertarung dengan Wilder.
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST