Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

2 Pebulu Tangkis Peraih Emas Olimpiade 2012 Umumkan Pernikahan Mereka

By Delia Mustikasari - Sabtu, 1 Desember 2018 | 21:23 WIB
Zhang Nan ( zimbio.,com )

Dua pebulu tangkis peraih medali emas Olimpiade London 2012 asal China, Zhang Nan dan Tian Qing, resmi mendaftarkan pernikahan mereka kepada negara, Jumat (30/11/2018) setelah meresmikan hubungan mereka di Beijing.

Zhang Nan merupakan peraih medali emas Olimpiade London 2012 pada nomor ganda campuran bersama Zhao Yunlei, sementara di nomor ganda putri Zhao juga merebut keping medali emas dengan berpasangan bersama Tian Qing.

Sebelumnya, Zhang Nan dan Tian Qing sudah merahasiakan hubungan mereka sebagai pasangan kekasih.

Zhang juga merupakan mantan kekasih dari Zhao Yunlei.

Seperti dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet, Zhang Nan dan Tian Qing telah dikabarkan menjalin kasih sebelum Olimpiade Rio 2016.

Bersamaan dengan itu, Zhao menolak bermain dengan Tian Qing di nomor ganda putri pada Olimpiade Rio 2016 meskipun mereka berada di peringkat keempat race to Rio.

Baca juga:

Satu hari setelah Zhang Nan/Fu Haifeng memenangkan medali emas pada Olimpiade Rio 2016, Zhao Yunlei segera mengunggah pesan di halaman media sosialnya dan 
mengakui bahwa dia dan Zhang Nan telah mengakhiri hubungan mereka sebelum Olimpiade Rio.

Zhao Yunlei akhirnya menikahi Hong Wei (pemain ganda putra China) pada Juni lalu. Kini, Zhang Nan dan Tian Qing akhirnya secara resmi sudah menikah.

Zhang Nan saat ini masih menjalani karier sebagai pebulu tangkis, sementara Tian Qing sudah pensiun dari timnas bulu tangkis China.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada