Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kejuaraan Basket Antar Klub Nasional ASW Cup Digelar di Denpasar

By Delia Mustikasari - Sabtu, 1 Desember 2018 | 22:32 WIB
Cokorda Raka Satrya Wibawa (kiri) saat acara temu media di Kuta, Sabtu (1/12/2018). (ASW CUP)

 Sebanyak 16 tim bola basket putra ambil bagian dalam Turnamen Bola Basket antar klub nasional 'ASW' Cup 2018 yang digelar 2-8 Desember di GOR Ngurah Rai, Denpasar.

Turnamen basket yang digelar perdana di Pulau Dewata tersebut dibagi ke dalam dua kategori umur.

Pada kelompok Umur (KU) 14 diikuti sebanyak tujuh tim dan kategori senior diikuti oleh sembilan tim.

Peserta untuk KU -14 mulai dari Klub Basket Elite Denpasar, ABC Denpasar, 18 Juanda Bogor, Sonic Samarinda, Gema Tabanan, Black Stallions Denpasar, dan Merpati Denpasar. 

Pada kelompok senior, diikuti oleh  Flying Wheel Makassar, BBM Surabaya, Black Stallions Denpasar, Raket Denpasar, GGC Denpasar, Mangupura Badung, Takapit Denpasar, Wrong Island, dan Berberbar Jakarta.

Ketua Panitia ASW Cup 2018 Cokorda Raka Satrya Wibawa mengatakan bahwa turnamen ini sebagai pintu masuk dan sekaligus ajang menjaring pebasket talenta-talenta muda di Bali.

Turnamen yang digagas pendiri ASW yakni Ali Santoso Wibowo akan dijadikan agenda tahunan, sangat berperan dalam kemajuan basket di Bali.

"Ke depan, turnamen ini akan menjadi agenda rutin tiap tahunnya," ucap Cokorda Raka dalam siaran pers yang diterima BolaSport.com.

Baca juga:

Bahkan, dia ingin membentuk sebuah tim bola basket putra profesional yang mengutamakan pemain lokal Bali. 

Karena itu, dia sedang menyelesaikan persyaratan menuju pembentukan tim profesional.

"Disinilah peran klub memang sangat penting karena Bali dulunya gudang pemain nasional. Bahkan saat era 1999 dulu waktu timnas, bisa setengahnya dari Bali," ujar Cokorda Raka.

"Saya ingin mengulang prestasi itu sehingga perlahan garap tim profesional dulu," ucap Cok Raka.

Pemain yang turun di ASW Cup adalah Andrie Ekayana, Dimaz Muhari, Merio Ferdiansyah, dan diharapkan bisa mengedukasi pemain muda di KU 14 tahun agar bisa lebih maju.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P