Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Daripada Jadi Tuan Rumah Turnamen BWF, BAM Pilih Persiapan Olimpiade Tokyo 2020

By Any Hidayati - Rabu, 5 Desember 2018 | 16:41 WIB
Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Associaton of Malaysia/BAM), Datuk Seri Norza Zakaria. (THESTAR.COM.MY)

Kondisi finansial yang tidak menguntungkan menjadi salah satu alasan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM) menolak ikut serta dalam bidding tuan rumah turnamen Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF).

Presiden BAM, Datuk Seri Norza Zakaria, mengatakan bahwa insitusi yang ia pimpin tengah dalam kondisi finansial sangat ketat.

Berdasarkan hal itu, Norza Zakaria menilai daripada menggunakan anggaran untuk menjadi tuan rumah turnamen BWF, lebih baik dana tersebut dialokasikan untuk kepentingan lain yang memiliki tingkat urgensi lebih tinggi.

Salah satunya, ucap Norza Zakaria, ialah Olimpiade Tokyo 2020.

Diakui Norza Zakaria, saat ini tim nasional bulu tangkis Malaysia sedang fokus mempersiapkan diri jelang perhelatan pesta olahraga empat tahunan seluruh dunia itu.

"Kami sedang mengencangkan ikat pinggang dan sangat ketat perihal finansial. Kami tidak ingin mengadakan turnamen yang tidak menguntungkan untuk kami secara finansial," ujar Norza Zakaria yang dikutip BolaSport.com dari The Star.

"Lagi pula, tujuan utama kami bukan untuk mengadakan turnamen tetapi lebih ke membangun pemain dan mempersiapkan tim untuk ajang besar seperti Olimpiade Tokyo 2020," ucap dia.

"Daripada menjadi tuan rumah turnamen besar kami lebih memilih untuk menginvestasikan uang tersebut ke kepelatihan," tutur Norza Zakaria lagi.

Baru-baru ini, BAM mendapatkan sponsor berupa bus untuk akomodasi atlet dari Bukit Jalil School ke pelatnas di Bukit Kiara.

Baca Juga:

BAM mengaku sangat terbantu dengan sponsor tersebut karena bisa menghemat pengeluaran untuk akomodasi selama setahun.

Selain Malaysia, Indonesia juga menolak untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia, Piala Thomas, Piala Uber, dan Piala Sudirman.

Indonesia menilai sistem yang diterapkan BWF tidak menguntungkan tuan rumah karena 80 persen hasil komersial akan diambil federasi dan tuan rumah hanya mendapat 20 persen.

Dengan mundurnya Malaysia dan Indonesia tercatat ada 11 negara yang mengikuti bidding ajang major BWF yaitu Korea Selatan, Jepang, Thailand, Rusia, Amerika Serikat, India, Denmark, Spanyol, Prancis, Selandia Baru, dan China.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Selamat kepada Semen Padang, PSS Sleman dan Kalteng Putra yang telah berhasil promosi ke Liga 1 2019. . #semenpadang #psssleman #kaltengputra

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P