Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Biarkan Ganda Putra di Pelatnas Bersaing demi Lolos ke Olimpiade Tokyo 2020

By Delia Mustikasari - Kamis, 3 Januari 2019 | 16:14 WIB
Pelatih kepala ganda putra nasional Indonesia, Herry Iman Pierngadi, berpose di pelatnas Cipayung, Jakarta (6/12/2018). (DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM)

Pelatih kepala ganda putra nasional Indonesia, Herry Iman Pierngadi, akan memberi kesempatan anak asuhnya untuk bersaing di pelatnas. Dia tidak menetapkan sendiri pasangan mana yang dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

"Untuk Olimpiade belum ada rapat dengan binpres (pembinaan prestasi). Tetapi, idealnya kami buka kesempatan bersaing. Jangan terlalu difokuskan ke pasangan A atau pasangan B," kata Herry Iman Pierngadi kepada BolaSport.com.

"Kami open saja agar mereka bersaing secara sehat demi bisa lebih optimal. Sesama mereka di ganda putra masih bersaing. Tidak bisa ditentukan oleh pelatih, kalau begitu tidak sehat," ucap Herry.

Menurut Herry, dengan bersaing secara sehat pemain punya kesempatan membutikan diri layak menjadi yang terbaik mewakili Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020, 24 Juli-9 Agustus.

"Kalau sudah ditentukan, menurut saya tidak bagus. Dalam perjalanan menuju Olimpiade, persiapannya tidak bagus karena sudah muncul rasa aman," ujar Herry.

"Kalau masih bersaing, mereka sudah akan saling menjaga, penampilan, kondisi fisik. Kalau tidak menjaga akan tergeser oleh yang lain," ucap Herry.

Saat ini, ganda putra yang tergolong sudah mapan di pelatnas Cipayung, Jakarta ialah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

"Pasangan yang sudah mapan, kami pertahankan. Untuk pemain di bawah mereka, masih belum stabil sehingga ada kemungkinan bisa dikombinasikan antara pemain junior dan senior," tutur pelatih berusia 56 tahun tersebut.

"Dari segi prestasi sudah terlihat, tetapi karena tahun ini persiapan untuk Olimpiade, idealnya mempertahankan pasangan yang sudah ada. Waktunya terlalu mepet untuk melakukan bongkar pasang karena perhitungan Olimpiade dilakukan sejak Mei 2019," ucap Herry.