Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indra Sjafri memanggil 38 pemain untuk masuk skuat timnas U-22 Indonesia menjelang Piala AFF U-22 2019.
Dalam pemanggilan itu, terdapat lima nama kejutan yang dibuat Indra Sjafri.
Timnas U-22 Indonesia di bawah komando Indra Sjafri akan terjun di Piala AFF U-22 2019.
Turnamen dilangsungkan 17 Februari sampai 2 Maret 2019 di Kamboja.
Rencana, pelatih asal Sumatra Barat itu akan memulai TC perdana pada 7 Januari.
Keputusan pemanggilan 38 nama pilihan dibuat atas pengamatan tim pelatih.
Baca Juga:
Landasannya, Indra Sjafri memilih pemain yang berkompetisi dan memiliki jam terbang.
"Kami memilih pemain yang bermain di kompetisi, jadi jam terbang menjadi landasan utama kami," kata Indra.
Dalam pemanggilan pemain untuk TC tahap pertama, keputusan Indra Sjafri memunculkan kejutan.
Sesuai rangkuman BolaSport.com, lima nama layak mendapat sorotan.
Terdapat catatan menarik soal kelima pemain dimaksud dibanding pemain lainnya. Berikut mereka:
Fredyan Wahyu
Fredyan Wahyu merupakan andalan PSMS Medan pada Liga 1 2018.
Pemain berposisi bek kanan ini mengoleksi 29 laga bersama PSMS dengan torehan satu gol dan assist.
Namun, Fredyan gagal membawa PSMS bertahan di kompetisi tertinggi.
Fredyan mendapat kenyataan pahit atas terdegradasinya PSMS.
Fredyan tidak sendiri. Nama Firza Andika juga menjadi pemain PSMS yang dipanggil.
Namun berbeda dengan Fredyan, Firza lebih banyak bermain untuk timnas U-19 Indonesia dibanding klubnya.
Soal pengalaman berbaju timnas, ia pernah menjadi bagian timnas U-19 Indonesia pada 2015 di bawah asuhan Fakhri Husaini.
Munculnya nama Billy Keraf sebagai salah satu winger terpilih cukup mengejutkan.
Sebab, stok winger muda berkualitas Tanah Air kini cukup melimpah.
Dalam TC tahap pertama, Billy Keraf akan saling sikut dengan nama beken seperti Osvaldo Haay, Saddil Ramdani, dan Witan Sulaeman.
Belum lagi, ia tak banyak mendapat tempat bersama Borneo FC di Liga 1 2018.
Didatangkan dari Persib pada putaran kedua, Billy hanya mencatat sembilan laga dan koleksi satu gol.
Bersama Persib pada putaran pertama musim 2018, ia hanya bermain dua pertandingan.
Padahal, semula winger lincah 21 tahun itu sempat disebut bakal mengilap.
Namun minimnya menit bermain membuat Billy Keraf gagal mengepakkan sayap.
Dalmiansyah Matutu menjadi pemain yang tak memiliki menit bermain bersama klub.
Matutu tak semenit pun diturunkan bersama Arema FC di Liga 1 2018.
Padahal pada Liga 1 musim lalu, ia mencatatkan sembilan laga.
Keputusan Indra Sjafri memang layak dipertanyakan soal pemanggilan Matutu.
Namun di lain sisi, pemain dengan sapaan Acok pernah masuk bagian timnas U-19 Indonesia pada 2014.
Nahasnya, waktu itu nasib Matutu tak mujur. Ia dicoret pelatih Indra Sjafri karena dihantam cedera.
Yoga Pratama
Yoga Pratama menjadi roh permainan sekaligus jenderal lapangan PSIM Yogyakarta.
Ia merupakan satu dari tiga pemain yang merumput di Liga 2 2018.
Hanya, klub yang dibela Yoga gagal promosi ke Liga 1 musim depan.
Yoga berbeda nasib dengan Rifal Lastori (PSS Sleman) dan Beny Oktavianto (Kalteng Putra).
Keputusan Indra Sjafri memilih Yoga untuk TC tahap pertama memang membuat sebagian pihak kaget, termasuk manajemen PSIM.
Bahkan Yoga Pratama sendiri mengaku terkejut atas pemanggilan namanya ke timnas U-22 Indonesia.
Kini, perjuangan pemain 20 tahun dalam persaingan di timnas U-22 Indonesia cukup berat.
Ia harus bersaing dengan nama-nama tenar seperti Syahrian Abimanyu dan Hanif Sjahbandi.
Septian Satria Bagaskara adalah satu-satunya pemain jebolan Liga 3 2018.
Torehan fantastisnya bersama Persik Kediri berhasil menghipnotis Indra Sjafri.
Sukses membawa Persik juara Liga 3, Septian juga menyabet gelar top scorer dalam satu musim dengan catatan 28 gol.
Pemain asli Kediri ini juga pernah menimba ilmu di akademi Manchester United pada 2015.
Saat itu, Septian berada di bawah pantauan bintang MU, Park Ji Sung.
Kesempatan emas kini didapatkan Septian bersama timnas U-22 Indonesia.
Nantinya, ia akan berebut tempat dengan Marinus Wanewar, Dimas Drajad, dan Ezra Wallian.
Perjuangan sulit akan dihadapi Septian. Namun keunggulan postur serta agresivitasnya layak diandalkan.