Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Satgas antimafia bola menangkap wasit pertandingan Liga 3, Nurul Safarid yang bertugas pada laga antara Persibara Banjarnegara melawan Persekabpas Pasuruan. PSSI pun buka suara terkait hal ini.
PSSI bersuara atas ditangkapnya salah satu wasit mereka, Nurul Safarid.
Nurul Safarid diduga menerima uang suap sebesar Rp 45 juta untuk membuat Persibara menang atas Persekabpas.
(Baca juga: Operator Liga Malaysia Mulai Tak Sabar, 24 Klub Dapat Peringatan Keras)
Sontak, proses penunjukkan wasit untuk memimpin pertandingan pun menjadi pertanyaan.
Untuk itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria pun mengungkapkan bagaimana pertimbangan dan proses penunjukkan wasit untuk memimpin suatu laga.
(Baca juga: Timnas China Menangi Laga Perdana Piala Asia 2019 setelah Eks Pelatih Juventus Marah)
Menurut Ratu Tisha, tak ada perbedaan soal perlakukan penunjukkan wasit pada semua kompetisi di Indonesia, baik itu Liga 3, Liga 2, dan Liga 1.
"Ini ceritanya panjang nih, mekanisme untuk penugasan wasit itu bermula dari evaluasi dulu," ujar Ratu Tisha.
(Baca juga: Eks Pemain Queens Park Rangers Gantikan Ilham Udin Armaiyn di Selangor FA)
"Evaluasi secara teknis, misal ada wasit yang melakukan kesalahan keputusan, dilakukan evaluasi kenapa melakukan kesalahan keputusan," katanya kepada wartawan, Selasa (8/1/2019).
Ratu Tisha pun menjelaskan secara detail soal evaluasi itu.
(Baca juga: AC Milan Terbuka Dapatkan Pemain Incaran dari Klub Liga Super China)
"Ternyata, dia terhalang karena cara berlarinya salah. Kenapa cara larinya salah? Dia telat mengambil start, kenapa telat? Fisiknya tidak kuat, kami akan evaluasi soal fisik," tutur Ratu Tisha.
"Evaluasi sangat penting untuk teknik, hal ini penilaiannya dari tiga pihak. Pertama, referee assessor PSSI yang ada di lapangan. Kedua, referee teknikal direktur PSSI yang di kantor dan yang ketiga adalah dari video yang dikirimkan ke JFA (Federasi Sepak Bola Jepang)."
(Baca juga: Respons PSSI Soal Penangkapan Wasit Nurul Safarid oleh Satgas Antimafia Bola)
Kinerja wasit akan dinilai setiap pekan untuk menentukan kemana sang pengadil pertandingan akan ditugaskan ke suatu laga.
"Ketiga pihak ini dikombinasikan dan diberikan kepada komite wasit setiap pekan untuk membuat ranking, yang ini adalah performa terbaik dan ini performa terburuk," tuturnya.
"Wasit ketika melakukan tugasnya sama saja dengan pemain, kadang sedang dalam peak performa dan yang kurang di setiap pekan pun dicocokkan pada setiap minggunya," ucapnya.
(Baca juga: Hari Kedua 2019, Ajax Dapatkan Bek Tengah Tangguh asal Argentina)
Jika wasit dinilai punya kinerja yang baik, dia akan ditunjuk untuk memimpin pertandingan yang punya tingkat kesulitan lebih tinggi.
"Level kesulitan dari pertandingan itu seperti laga yang cepat atau partai dengan intensitas yang tinggi. Maka, wasit harus dipilih yang memiliki tingkat tes kebugaran yang tinggi, dia top ten dalam fitness tes, dan memiliki pengalaman," ujar Ratu Tisha.
"Kemudian dicocokkan, lalu ditugaskanlah wasit tersebut. Hal terakhir pada cek, apakah asal provinsinya double apa tidak, jadi itu adalah mekanisme umum yang dilakukan oleh seluruh federasi di dunia," ujar lulusan ITB Bandung itu.