Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Petenis tunggal putra, Andy Murray, melayangkan kritik kepada negaranya dengan mengatakan bahwa Britania Raya kurang lihai memanfaatkan kesuksesan yang dia raih selama berkarier.
Andy Murray merupakan tiga kali juara Grand Slam (US Open 2012, Wimbledon 2013 dan 2016) dan sempat menjadi petenis nomor satu dunia.
Dia juga memimpin tim Britania Raya memenangi Piala Davis pada tahun 2015 dan meraih medali emas Olimpiade London 2012 dan Rio 2016.
Akan tetapi, semua catatan kesuksesannya itu gagal dimanfaatkan dengan baik oleh negara-negara yang tergabung dalam Britania Raya, termasuk Skotlandia, negara kelahirannya.
"Aneh sekali melihat bahwa nyaris tidak ada lapangan tenis baru dibangun di Skotlandia. Padahal, akan menyenangkan jika Anda pensiun dan berpikir bahwa tenis sudah jadi olahraga populer dan lebih banyak lapangan," kata Murray.
"Menurut saya, situasinya saat ini demikian dan tidak sesuai dugaan saya. Namun, saya yakin ada orang yang bisa membantahnya," ucap Murray melanjutkan.
(Baca juga: Australian Open 2019 - Kei Nishikori Susah Payah Lolos ke Babak Ketiga)
Andy Murray mengumumkan rencana pensiunnya pada tahun ini beberapa hari sebelum turnamen Grand Slam Australian Open 2019 digelar.
Murray mengatakan bahwa dia semula berniat menjadi Wimbledon 2019 sebagai turnamen terakhirnya.